Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Spesies Fauna Bernama Sunda, Harimau Sunda Terkonfirmasi Punah

Badak sunda (commons.wikimedia.org/Scott Nelson)
Badak sunda (commons.wikimedia.org/Scott Nelson)

Nama Sunda di sini sudah pasti merujuk pada Indonesia yakni wilayah Kepulauan Sunda yakni Sunda besar meliputi Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Kedua, Sunda kecil yakni Lombok, Sundawa, Flores, Sumba dll. Di Indonesia sendiri tersebar banyak hewan-hewan khas di sana mulai dari kucing besar seperti harimau, macan tutul, primata seperti kukang dll, mamalia darat seperti gajah dsb.

Mari temukan fakta menarik dari spesies fauna yang bernama Sunda tersemat terhadap para hewan. Simak siapa saja hewan dimaksud sekarang. Mari scrolling.

1.Trenggiling sunda

Trenggiling sunda (commons.wikimedia.org/Piekfrosch)
Trenggiling sunda (commons.wikimedia.org/Piekfrosch)

Dilansir inaturalist, trenggiling sunda atau malaya atau jawa adalah spesies ditemukan di Asia Tenggara seperti Indonesia (Jawa, Sumatra, Kalimantan dan kepulauan Sunda kecil), Thailand, Filipina, Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia dan Singapura. Trenggiling sunda memiliki cakar yang tebal dan kuat untuk menggali tanah mencari sarang semut. Kamu bisa temui ia di hutan primer dan sekunder.

Bulunya bersisik yang dapat digerakkan dengan ujung tajam di mana telihat seperti baju zirah. Sisik di belakang dan samping berwarna coklat zaitun dan kuning serta berwarna putih atau coklat pada bagian bawah perut dan wajahnya. Sayangnya, di habitatnya, trenggiling sunda diburu untuk diambil kulit, sisik dan dagingnya dimanfaatkan untuk membuat pakaian dan pengobatan tradisional.

2.Macan dahan sunda

Macan dahan sunda (commons.wikimedia.org/Schalk Lubbe)
Macan dahan sunda (commons.wikimedia.org/Schalk Lubbe)

Macan dahan sunda tersebar di Kalimantan tinggal di hutan hujan dataran rendah. Di Sumatra, macan dahan ini bisa kamu temukan di daerah perbukitan dan pegunungan. Macan ini terbiasa di kesunyian dan aktif di malam hari untuk berburu hewan seperti rusa, burung, tupai, monyet, babi hutan dan landak. Macan dahan sunda bertubuh gempal, berwarna coklat dan berpola awan-awan.

Alasan utama hilangnya habitat sebagian besar disebabkan oleh pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan kepala sawit di mana Malaysia dan Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia sehingga industri ini terus beroperasi menganggu habitat asli sang macan. Macan dahan sunda masuk dalam daftar merah IUCN pada 2015 sebagai rentan terhadap kepunahan.

3.Harimau sunda

Potret harimau sunda pada 1938 (commons.wikimedia.org/Andries Hoogerwerf)
Potret harimau sunda pada 1938 (commons.wikimedia.org/Andries Hoogerwerf)

Harimau sunda atau harimau jawa sebenarnya satu spesies yang sama dengan nama ilmiah panthera tigris sondaica. Sayangnya, populasi harimau sunda kini kurang dari 600 ekor tersisa di alam liar. Hilangnya habitat secara signifikan di Sumatra membuat harimau ini tak punya tempat tinggal. Mereka juga dibunuh akibat berkonflik dengan penduduk setempat.

Harimau sunda sudah punah sejak 2008. Spesimen harimau sunda terakhir dilaporkan pada dekade 1970an dan 1990an. Sisa-sisa harimau sunda sekitar 10-12 ekor terlihat pada 1960an silam. Dulunya, harimau sunda memangsa rusa jawa, banteng, babi hutan, unggas air dan reptil. Harimau sunda mempunyai panjang sekitar 240 cm dan berat mencapai 140 kg.   

4.Burung pelatuk kerdil sunda

Burung pelatuk kerdil sunda (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)
Burung pelatuk kerdil sunda (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)

Pelatuk sunda ini ditemukan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei tersebar di berbagai jensi hutan seperti dataran rendah lembap subtropis dan tropis, bakau subtropis dan tropis dan pegunungan subtropis dan tropis. Kepalanya berwarna coklat keabu-abuan dan terdapat dua pita abu-abu keputihan. Dada bagian atas bergaris coklat-coklat dan ekor pendek berwarna kehitaman dengan pita putih.

Burung pelatuk kerdil sunda secara resmi dideskripsikan pada 1788 oleh naturalis Jerman, Johann Friedrich Gmelin yang dimasukkan dalam genus yungipicus di mana pertama kali diperkenalkan pada 1854 oleh Charles Lucien Bonaparte. Tak banyak informasi diketahui dari spesies burung ini. Diketahui bahwa burung pelatuk kerdil sunda berstatus resiko rendah oleh IUCN.

5. Badak sunda

Badak sunda (commons.wikimedia.org/Peter Maas)
Badak sunda (commons.wikimedia.org/Peter Maas)

Badak sunda atau badak jawa adalah spesies sama dengan nama ilmiah rhinoceros sondaicus. Badak sunda adalah salah satu spesies badak dari lima yang tersisa di dunia. Badak ini bisa dilacak di Jawa, Kalimantan, Sumatra, Malaysia, Vietnam, Myanmar hingga anak benua India. Badak sunda memiliki gigi seri bawah seperti gading digunakannya untuk bertarung.

Hilangnya habitat, perburuan liar, perdagangan illegal dan keterbatasan persediaan makanan di alam liar menjadi alasan keseluruhan badak sunda sekarang terancam punah. Satu contoh kasus, pada Desember 2018, populasi badak jawa terkena dampak akibat sapuan tsunami yang dipicu oleh gunung berapi Anak Krakatau dan daerah sekitarnya.

Saat ini macan dahan sunda tinggal di kawasan lindung di gunung Sumatra dan sejumlah kawasan lindung di Kalimantan. Trenggiling sunda juga termasuk spesies mamalia yang berstatus rentan saat ini. Menariknya, badak sunda atau jawa menjadi salah satu maskot Asian Games 2018 bernama Kaka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us