Waspada, Penggunaan Steroid Anabolik Dapat Merusak Jantung

- Steroid anabolik sering disalahgunakan untuk memperbesar otot dan meningkatkan performa fisik.
- Penggunaan steroid anabolik dapat menyebabkan serangan jantung, penebalan bilik jantung kiri, peningkatan risiko penyakit jantung koroner, dan gangguan irama jantung.
- Penyalahgunaan steroid anabolik juga dapat menyebabkan disfungsi seksual, efek pada mental, jerawat parah, cedera tendon, tinggi badan pendek jika dikonsumsi saat remaja, hingga ketergantungan.
Steroid anabolik alias "steroid fitness", atau androgenic anabolic steroid/steroid anabolik androgenik, adalah senyawa sintetis turunan testosteron yang sering disalahgunakan untuk memperbesar otot dalam waktu singkat.
Penggunaannya kini makin meningkat di kalangan remaja sebagai obat rekreasional untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap performa fisik. Secara alami, testosteron berperan dalam pertumbuhan massa otot dan karakteristik tubuh pria.
Walaupun legal, tetapi penggunaan steroid anabolik dilarang dalam kompetisi olahraga karena dianggap sebagai bentuk doping. Steroid anabolik dapat dideteksi melalui tes urine. Faktanya, steroid anabolik banyak dijual bebas di pasaran sehingga banyak disalahgunakan oleh para remaja, olahragawan, dan binaragawan. Tingginya penyalahgunaan dapat diartikan dengan tingginya masalah kesehatan yang akan dihadapi nantinya.
Apa itu steroid anabolik?

Hormon seks pria, testosteron dan produk turunannya dihydrotestosterone (DHT), diproduksi secara alami di dalam tubuh. Struktur hormon ini telah digunakan untuk membuat golongan obat, yang disebut steroid anabolik androgenik (SAA), yang meningkatkan pertumbuhan otot dan mengembangkan karakteristik seksual pria.
SAA dapat diresepkan sebagai terapi penggantian testosteron oleh tenaga medis untuk mengembalikan SAA ke kadar normal pada individu yang tidak memproduksi testosteron dalam jumlah cukup.
Selain penggunaan terapeutik yang diatur, steroid anabolik banyak disalahgunakan, terutama oleh pria muda, untuk meningkatkan massa otot, mengurangi lemak, meningkatkan kinerja atletik, dan mengubah penampilan kosmetik. Dalam kasus ini, obat-obatan diperoleh melalui teman sebaya, internet, dan media sosial, dan diberikan sendiri (melalui suntikan ke otot atau pemberian oral) untuk mencapai kadar yang sangat tinggi dalam darah.
Kabar baiknya, penurunan fungsi pompa jantung akibat SAA dapat kembali normal jika seseorang berhenti mengonsumsi SAA.
Efek steroid anabolik pada jantung
SAA memiliki dampak pada berbagai organ, tetapi semua dampaknya pada jantung adalah dampak negatif. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi SAA dalam jangka lama dapat berbahaya bagi jantung.
Berbagai laporan kasus yang ada menunjukkan bahwa dampak buruk akibat penggunaan SAA yang paling sering adalah serangan jantung.
Kasus lain adalah penebalan bilik jantung kiri, peregangan ruang jantung, penurunan fungsi pompa jantung, hipertensi, peningkatan kekentalan darah sehingga menyebabkan trombosis arterial (penyumbatan arteri), dan emboli paru (sumbatan aliran darah paru).
Beberapa studi menunjukkan bahwa SAA juga menimbulkan peningkatan kolesterol low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat dan penurunan high-density lipoprotein (HDL) alias kolesterol baik, sehingga risiko penyakit jantung koroner juga meningkat.
Pengguna SAA memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kematian mendadak akibat gangguan irama jantung yang fatal.
Para peneliti menyatakan bahwa hasil ini mengarahkan masyarakat bahwa penggunaan SAA memberikan efek serius bahkan berbahaya untuk otot jantung dan pembuluh darah.
Komplikasi lain dari penggunaan steroid anabolik

Selain efek kardiovaskular, penyalahgunaan SAA juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Disfungsi seksual, produksi sperma yang lebih rendah, pembesaran payudara, penyusutan testis, kebotakan pola pria, dan kanker testis pada pria.
- Suara menjadi lebih dalam dan tidak dapat dipulihkan, ukuran payudara mengecil, kulit kasar, periode menstruasi tidak teratur, dan pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan pada perempuan.
- Efek pada mental seperti agresi atau mania.
- Jerawat parah, kista, kulit kepala dan kulit berminyak, atau abses.
- Cedera tendon.
- Tinggi badan pendek jika dikonsumsi saat remaja.
- Peliosis hepatis dan tumor.
- HIV atau hepatitis, jika seseorang berbagi jarum suntik bekas.
Orang yang menyalahgunakan SAA juga dapat mengembangkan ketergantungan padanya. Sekitar 30 persen dari mereka yang menyalahgunakannya mengembangkan gangguan penggunaan zat. Ini terjadi ketika seseorang terus menggunakan steroid meskipun steroid tersebut memiliki efek negatif pada kehidupan mereka.
Penggunaan steroid anabolik memiliki efek samping merugikan bagi jantung, jadi sebaiknya tidak disalahgunakan. Ada banyak cara berolahraga dengan sehat dan aman untuk memperbesar massa otot dan meningkatkan performa atletis tanpa harus bergantung pada steroid anabolik.
Referensi
"Awas, Steroid Anabolik Merusak Jantung!" Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Diakses November 2024.
"Misuse of muscle boosting anabolic steroids could increase risk of heart disease". The Physiological Society. Diakses November 2024.
"Anabolic Steroids and Other Appearance and Performance Enhancing Drugs (APEDs). National Institute on Drug Abuse. Diakses November 2024.
AlShareef, Sanad, Srinivasa B. Gokarakonda, and Raman Marwaha. “Anabolic Steroid Use Disorder.” StatPearls - NCBI Bookshelf, June 20, 2023.
"Do steroids cause heart attacks?" Medical News Today. Diakses November 2024.