Tahapan yang Harus Dijalani Pasutri saat Program Bayi Tabung

Banyak orang yang ingin menikah dan mempunyai anak. Sayangnya, untuk beberapa pasangan suami istri (pasutri), memiliki keturunan tidak semulus yang diharapkan. Tidak sedikit pasutri yang kemudian memutuskan untuk menjalani program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).
Seperti yang kita tahu, program bayi tabung selain membutuhkan dana yang tidak sedikit juga menguji ketangguhan pasutri. Sebab, tidak semua pasutri yang menjalani proses bayi tabung berhasil. Di balik lika-liku proses bayi tabung, tidak ada salahnya untuk memahami tahapan medis yang harus dijalani pasutri saat mengikuti program bayi tabung.
1. Menahan siklus menstruasi

Menahan siklus menstruasi merupakan tahap pertama pada program IVF. Tahap ini dijalani oleh pasien perempuan. Dokter akan memberikan obat untuk membuat siklus normal menstruasi berhenti untuk sementara.
Mengutip National Health Service, dokter akan memberikan obat berupa suntikan atau semprotan hidung kepada pasien perempuan yang akan menjalani prosedur bayi tabung. Tahap ini berlangsung selama sekitar dua minggu.
2. Menggunakan FSH untuk membantu ovarium menghasilkan banyak telur

Follicle-stimulating hormone (FSH) adalah hormon untuk menstimulasi atau merangsang folikel. Pada proses bayi tabung, dokter akan menyuntikkan FSH ke ovarium untuk merangsang pertumbuhan telur.
Dilansir MedlinePlus, FSH pada perempuan memiliki fungsi untuk mengatur siklus menstruasi sekaligus merangsang pertumbuhan telur di ovarium. Kadar FSH di pada perempuan berubah-ubah, tetapi kadar tertinggi terjadi sesaat sebelum telur dilepaskan dari ovarium.
FSH pada laki-laki mempunyai fungsi untuk mengontrol produksi sperma. Namun, sedikit berbeda dari perempuan, kadar FSH pada laki-laki tidak terlalu berubah-ubah seperti pada perempuan.
3. Memonitor perkembangan hingga telur siap untuk diambil

Tahap ketiga adalah perkembangan sel telur dengan menggunakan tes ultrasound atau tes darah. Laman The women's Victoria Australia menyebutkan suntikan FSH diharapkan dapat memperoleh setidaknya dua folikel dengan ukuran diameter 2 hingga 2,5 cm. Namun, idealnya suntikan FSH akan membantu pasien untuk menghasilkan 6 hingga 16 telur yang siap untuk dibuahi.
Dilansir London Womens Clinic, mempunyai jumlah folikel yang banyak tidak menjamin kesuksesan fertilisasi. Yang terpenting adalah mempunyai sel telur dengan kualitas yang bagus. Kualitas sel telur ditentukan berdasarkan umur pasien dan gaya hidup. Makin tua usia pasien, maka makin berkurang kualitas telur yang dihasilkan.
4. Mengambil sel telur yang sudah siap untuk dibuahi dari ovarium

Dokter akan memberikan suntikan human chorionic gonadotrophin (hCG) kepada pasien perempuan sebelum proses pengambilan telur. Suntikan ini diberikan untuk membantu sel telur agar siap untuk dibuahi.
Dirangkum dari Cleveland Clinic, hCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta selama masa kehamilan. Hormon ini membantu untuk mempertebal endometrium untuk mendukung pertumbuhan embrio serta memberikan sinyal kepada tubuh untuk menghentikan menstruasi.
Proses pengambilan sel telur memakan waktu sekitar 15 hingga 20 menit. Beberapa perempuan akan mengalami kram dan/atau pendarahan di vagina setelah prosedur selesai.
Proses fertilisasi dilakukan di laboratorium, di mana telur yang sudah diambil dari ovarium akan dibuahi oleh sperma dari pasien laki-laki.
5. Pengambilan sperma dan proses fertilisasi

Pada waktu yang bersamaan saat dokter mengambil telur dari ovarium perempuan, pasien laki-laki juga akan menjalani proses pengambilan sperma. Mengutip Ovation Fertility Austin, proses pengambilan sperma harus dilakukan dengan hati-hati agar sperma tidak terkontaminasi oleh bakteri.
Sperma yang terkontaminasi oleh bakteri akan merusak atau mengakibatkan telur mati. Mengacu kepada sumber yang sama, bakteri tersebut sangat kecil dan dapat tidak terdeteksi.
Dengan menggunakan pipet, sperma akan diteteskan di telur untuk kemudian diletakkan di dalam inkubator selama kurang lebih 18 jam untuk mengetahui apakah proses fertilisasi terjadi atau tidak.
Suhu di dalam inkubator sama dengan suhu tubuh manusia. Dokter juga dapat menggunakan teknik intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI), yang mana satu sperma akan disuntikkan ke satu telur. Teknik ini digunakan bila pasien mempunyai kondisi jumlah sel sperma rendah atau motilitas sperma rendah.
Telur yang sudah dibuahi atau disebut embrio akan terus dipantau di dalam laboratorium. Embrio yang sehat akan tumbuh dan berkembang hingga hari ke 6. Dokter akan memilih embrio yang kualitasnya paling bagus untuk kemudian dipindahkan ke uterus.
6. Embrio ditransfer ke uterus

Proses transfer embrio menggunakan kateter yang dimasukkan melalui vagina. Apabila mempunyai embrio lebih dari satu, maka dokter akan berdiskusi dengan pasutri mengenai jumlah embrio yang dimasukkan ke dalam uterus.
Mengutip dari laman NYU Langone, dokter pada umumnya akan menyarankan untuk mentransfer satu embrio ke dalam uterus guna menghindari kehamilan lebih dari satu janin di uterus (multiple pregnancy). Proses transfer embrio juga menggunakan ultrasound untuk memastikan embrio berada di tempat yang semestinya.
Perempuan dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat seusai pemindahan embrio. Diperlukan kurang lebih 9 hari sebelum kehamilan terdeteksi.
Itulah tahapan yang dilalui oleh pasutri saat mengikuti proses bayi tabung atau IVF. Pasangan yang berencana untuk melakukan proses ini sangat dianjurkan untuk mengikuti sesi informasi dan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Setiap pasangan wajib mengikuti serangkaian tes, contohnya seperti analisis cairan mani, Pap smear, pemeriksaan kondisi uterus, dan skrining penyakit menular seksual.