Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Uremia, Kondisi saat Ginjal Mengalami Kerusakan Parah

ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Ginjal merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai penyaring tubuh, yang membuang limbah dan zat berbahaya yang berpotensi melewatinya. Limbah yang biasa disaring oleh ginjal ini disebut dengan urea.

Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, maka limbah bisa kembali ke aliran darah dan menyebabkannya menumpuk di sana. Penumpukan limbah dalam darah ini menyebabkan uremia.

Uremia berarti urine dalam darah, dan ini mengacu pada efek akumulasi produk limbah dalam aliran darah. Orang dengan uremia biasanya mempunyai protein, kreatinin, dan zat lain dalam darahnya. Kontaminasi ini bisa memengaruhi hampir setiap sistem tubuh.

Dilansir Cleveland Clinic, uremia paling sering terjadi karena penyakit ginjal kronis, yang bisa menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir. Namun, uremis juga bisa terjadi dengan cepat menyebabkan cedera dan gagal ginjal akut yang berpotensi reversibel.

Untuk mengenal lebih jauh seputar kondisi serius yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera diobati ini, mari simak ulasannya berikut ini.

1. Penyebab

ilustrasi organ ginjal (freepik.com/brgfx)
ilustrasi organ ginjal (freepik.com/brgfx)

Uremia disebabkan oleh kerusakan ginjal yang ekstrem dan biasanya tidak bisa diperbaiki. Ini biasanya diakibatkan oleh penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis bisa menyebabkan gagal ginjal, sehingga ginjal sulit untuk menyaring limbah dan menjaga darah tetap bersih.

Beberapa kondisi bisa menyebabkan penyakit ginjal kronis, tetapi dua yang paling umum yaitu diabetes dan tekanan darah tinggi. Diabetes mengakibatkan kadar gula darah tinggi yang berbahaya, yang bisa merusak ginjal, pembuluh darah, jantung, dan organ lainnya.

Sementara itu, tekanan darah tinggi dapat menyempitkan dan mempersempit pembuluh darah, yang akhirnya merusak dan melemahkannya di seluruh tubuh, termasuk di ginjal. Penyempitan mengurangi aliran darah.

Jika pembuluh darah ginjal rusak, mereka mungkin tidak lagi berfungsi dengan baik. Ketika ini terjadi, ginjal tidak mampu membuang semua limbah dan cairan ekstra dari tubuh. Cairan ekstra di pembuluh darah dapat meningkatkan tekanan darah lebih jauh lagi, menciptakan siklus yang berbahaya, dan menyebabkan lebih banyak kerusakan yang menyebabkan gagal ginjal, seperti dijelaskan dalam laman National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

Penyebab lain dari penyakit ginjal yang bisa menyebabkan uremia meliputi:

  • Penyakit ginjal genetik, seperti penyakit ginjal polikistik.
  • Masalah pada bentuk atau struktur ginjal, biasanya terjadi ketika bayi masih tumbuh dalam kandungan.
  • Penyakit autoimun seperti lupus.
  • Sekelompok penyakit yang disebut glomerulonefritis, yang merusak ginjal dan menyebabkan peradangan kronis sehingga ginjal sulit menyaring urea.
  • Penyumbatan di dalam atau di sekitar ginjal. Batu ginjal yang besar, tumor ginjal, atau pembesaran prostat bisa membahayakan ginjal.
  • Infeksi saluran kemih atau ginjal kronis.

2. Faktor risiko

ilustrasi memeriksa tekanan darah (freepik.com/freepik)
ilustrasi memeriksa tekanan darah (freepik.com/freepik)

Dilansir Medical News Today, penyakit ginjal kronis merupakan faktor risiko utama uremia. Berikut kondisi yang bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal:

  • Riwayat keluarga penyakit ginjal.
  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit jantung.

Orang dewasa yang lebih tua juga lebih rentan terhadap gagal ginjal dan uremia dibandingkan orang yang lebih muda. Selain itu, orang Afrika-Amerika, Amerika-Asia, Kepulauan Pasifik, dan Amerika Hispanik kemungkinan lebih rentan terkena penyakit ginjal.

Orang dengan penyakit ginjal kronis yang tidak menjalani dialisis atau yang gagal mengikuti rekomendasi pengobatan dokter, kemungkinan lebih mungkin mengalami gagal ginjal dan uremia dibanding yang lain.

3. Tanda dan gejala

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gejala uremia mirip dengan penyakit ginjal kronis. Kemiripan ini berarti bahwa orang dengan penyakit ginjal yang mengalami gagal ginjal kemungkinan tidak menyadari bahwa mereka menderita uremia.

Orang dengan penyakit ginjal harus menjalani pemeriksaan darah dan urinalisis secara teratur untuk memastikan ginjal bekerja dengan baik. Penting untuk dicatat bahwa gejala bervariasi antar individu dan bisa berubah. Pertama menunjukkan perbaikan dan kemudian memburuk lagi.

Penyakit ginjal merupakan kondisi yang mengancam nyawa. Jadi, kalau kamu curiga menderita penyakit ginjal atau uremia, segera temui dokter. Beberapa gejala uremia yang kemungkinan akan muncul yaitu:

  • Kelemahan, kelelahan, dan kebingungan. Gejala-gejala ini cenderung memburuk dari waktu ke waktu dan tidak hilang dengan istirahat atau peningkatan nutrisi.
  • Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Beberapa orang kemungkinan akan kehilangan berat badan karena masalah ini.
  • Sekelompok gejala yang disebut uremic neuropathy atau kerusakan saraf akibat gagal ginjal. Neuropati bisa mengakibatkan kesemutan, mati rasa, atau sensasi listrik pada tubuh, terutama tangan dan kaki.
  • Perubahan tes darah. Sering kali tanda pertama uremia adalah adanya urea dalam darah selama tes darah rutine.
  • Orang dengan uremia juga bisa menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik, kondisi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Bengkak, terutama di sekitar kaki dan pergelangan kaki.
  • Kulit kering dan gatal.
  • Buang air kecil lebih sering, karena ginjal bekerja lebih keras untuk membuang limbah.

4. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

ilustrasi mengalami anemia (freepik.com/jcomp)
ilustrasi mengalami anemia (freepik.com/jcomp)

Uremia bisa mengakibatkan komplikasi serius jika tidak diobati. Kondisi ini membuat tubuh menumpuk kelebihan asam, atau ketidakseimbangan hormon dan elektrolit, terutama kalium, yang bisa memengaruhi jantung. Masalah-masalah ini bisa memengaruhi metabolisme atau proses tubuh mengubah makanan menjadi energi.

Penumpukan racun dalam darah juga bisa mengakibatkan pembuluh darah mengapur (mengeras). Kalsifikasi mengakibatkan masalah tulang, otot, dan jantung, serta pembuluh darah. Komplikasi uremia lainnya yaitu meliputi:

  • Asidosis (terlalu banyak asam dalam darah).
  • Anemia (terlalu sedikit sel darah merah yang sehat).
  • Tekanan darah tinggi.
  • Hiperkalemia (terlalu banyak kalium dalam darah).
  • Hiperparatiroidisme (terlalu banyak kalium dan fosfor dalam darah mengakibatkan peningkatan kadar hormon paratiroid dan kelainan tulang).
  • Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif).
  • Infertilitas (ketidakmampuan untuk hamil).
  • Malnutrisi (kekurangan nutrisi dalam tubuh).

Komplikasi tambahan uremia yaitu meliputi:

  • Edema paru (cairan di paru-paru).
  • Fungsi trombosit yang rusak dan pembekuan darah menyebabkan pendarahan.
  • Ensefalopati uremik (penurunan fungsi otak akibat penumpukan racun).
  • Angina (nyeri dada).
  • Aterosklerosis (arteri yang mengeras).
  • Penyakit katup jantung.
  • Efusi perikardial (cairan di sekitar jantung).
  • Stroke.

Bahkan jika mendapat perawatan dengan dialisis, masih ada beberapa komplikasi yang bisa memengaruhi orang yang menjalani dialisis pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Ini mencakup:

  • Masalah kardiovaskular.
  • Serangan jantung sebagai penyebab kematian.
  • Gatal parah akibat ketidakseimbangan mineral.
  • Amiloidosis, yaitu penyakit langka yang mengakibatkan persendian terasa nyeri dan kaku serta menahan cairan.
  • Depresi.

5. Diagnosis

ilustrasi berbicara dengan dokter (freepik.com/freepik)
ilustrasi berbicara dengan dokter (freepik.com/freepik)

Untuk menegakkan diagnosis uremia, dokter akan mengevaluasi gejala yang dimiliki pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter juga akan meninjau riwayat kesehatan, terutama kesehatan ginjal dan riwayat kesehatan keluarga.

Selain itu, dokter juga akan melakukan tes darah kreatinin dan BUN. Tes-tes ini memeriksa darah untuk produk limbah tingkat tinggi. Tes-tes tersebut juga digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus (eGFR). Tingkat ini mengukur fungsi ginjal.

Dokter mungkin juga melakukan tes ultrasonografi ginjal untuk memeriksa bentuk dan ukuran ginjal dan mencari jaringan parut. Ultrasonografi juga bisa mendeteksi penyumbatan ginjal, seperti batu ginjal, atau cedera. Tes tambahan mungkin dibutuhkan dalam situasi tertentu.

6. Pengobatan

ilustrasi transplantasi ginjal (freepik.com/stefamerpik)
ilustrasi transplantasi ginjal (freepik.com/stefamerpik)

Saat kamu mengalami uremia, maka kondisi ginjal sudah sangat rusak. Dialisis adalah pilihan pengobatan utama. Ini merupakan prosedur untuk membersihkan darah. Dalam prosedur ini, pembuangan limbah, cairan ekstra, dan racun dari aliran darah ditangani secara artifisial, bukan oleh ginjal. Ada dua jenis dialisis, yaitu:

  • Hemodialisis: Mesin digunakan untuk membuang limbah dari darah.
  • Dialisis peritoneal: Kateter (tabung kecil) dimasukkan ke dalam perut pasien. Cairan dialisis mengisi perut pasien. Cairan ini menyerap limbah dan cairan ekstra. Pada akhirnya, cairan akan mengeluarkan limbah dari tubuh pasien ketika terkuras keluar.

Pasien kemungkinan juga membutuhan transplantasi ginjal, jika uremia adalah hasil dari gagal ginjal stadium akhir. Transplantasi ginjal menggantikan ginjal yang gagal dengan ginjal sehat dari donor yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Pasien akan diberi obat antipenolakan jangka panjang untuk mencegah tubuhnya menolak ginjal donor.

Dokter mungkin juga merekomendasikan suplemen zat besi untuk anemia, penggantian suplemen EPO, kalsium dan vitamin D, pengikat fosfor yang dikonsumsi bersama makanan untuk mencegah keropos tulang akibat hiperparatiroidisme. Tekanan darah juga perlu dikontrol dan segala risiko penyakit jantung juga perlu ditangani. Selain itu, masalah medis lain yang mendasari uremia juga harus dikelola.

Pengobatan regeneratif tengah diteliti. Jenis perawatan ini bisa membantu orang dengan penyakit ginjal dan uremia di masa mendatang. Pengobatan ini menggunakan sel-sel yang bisa membantu tubuh menyembuhkan organnya sendiri. Diharapkan pengobatan ini nantinya bisa memperlambat perkembangan penyakit ginjal.

7. Prognosis

ilustrasi dokter memegang tangan pasien (freepik.com/jcomp)
ilustrasi dokter memegang tangan pasien (freepik.com/jcomp)

Penyakit ginjal adalah penyakit kronis yang bisa mengakibatkan banyak masalah kesehatan yang berpotensi fatal. Orang dengan uremia dapat meninggal karena gagal ginjal, terutama jika mereka tidak mendapatkan pengobatan.

Dilansir Cleveland Clinic, uremia berat bisa menyebabkan koma atau kematian. Komplikasi yang paling umum adalah penyakit jantung. Orang yang menerima transplantasi ginjal sebagai pengobatan gagal ginjal lebih mungkin untuk bertahan hidup daripada mereka yang menerima hanya menerima dialisis.

Beberapa orang yang mengalami uremia karena kondisi sementara bisa diobati, seperti penyumbatan pada ginjal atau pembesaran prostat. Prospek untuk mereka tergantung apakah ginjalnya rusak secara permanen, dan apakah uremia merusak organ lain.

8. Pencegahan

ilustrasi berolahraga (freepik.com/ArthurHidden)
ilustrasi berolahraga (freepik.com/ArthurHidden)

Cara terbaik untuk mencoba mencegah uremia adalah dengan melakukan dialisis secara teratur jika mengidap gagal ginjal stadium akhir. Ini akan membuat limbah disaring dari darah.

Selain itu, kamu juga harus menghindari makan apa pun yang tinggi sodium, fosfor, dan kalium. Makan makanan sehat dan olahraga jika disetujui oleh dokter bisa membantu mencegah uremia.

Nah, karena uremia disebabkan oleh penyakit ginjal yang parah dan gagal ginjal, maka kamu bisa mencoba mencegah uremia dengan mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyakit ginjal. Beberapa cara untuk mencegah penyakit ginjal antara lain:

  • Mengendalikan diabetes.
  • Mempertahankan tekanan darah yang sehat.
  • Mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan jantung.
  • Tidak merokok.
  • Menjaga pola makan yang sehat dan rencana olahraga untuk mencegah obesitas.

Meski begitu, ada beberapa faktor risiko seperti usia dan riwayat penyakit ginjal dalam keluarga yang bisa mempersulit pencegahan penyakit ginjal. Namun, mengambil tindakan pencegahan sebanyak mungkin kemungkinan bisa membantu.

Uremia adalah kondisi serius dan bisa mengancam nyawa. Kalau kamu memiliki gejala yang menurutmu kemungkinan terkait dengan masalah ginjal, maka penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Makin cepat rencana perawatan dilakukan, maka makin besar juga peluangmu untuk mencegah uremia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us