Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Urtikaria Kolinergik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

ilustrasi gatal-gatal karena digigit serangga (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kondisi alergi keringat disebut urtikaria kolinergik, ditandai dengan benjolan kecil saat suhu tubuh naik, memudar dalam 1 jam.
  • Gejala utama termasuk bintik merah gatal-gatal di dada, wajah, dan lengan. Reaksi parah dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan sesak napas.
  • Pemicu utama urtikaria kolinergik adalah aktivitas yang memicu produksi keringat berlebih seperti olahraga, makanan pedas, atau stres.

Banyak orang mengeluhkan gatal dan ruam setelah berkeringat. Ini bisa terjadi karena mereka sensitif terhadap antigen yang belum teridentifikasi dalam keringat mereka sendiri. Kondisi alergi terhadap keringat ini juga dikenal sebagai urtikaria kolinergik.

Urtikaria kolinergik ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan kecil ketika suhu inti tubuh meningkat. Ini mungkin disebabkan oleh olahraga, stres, cuaca, dan makan makanan pedas. Ini menyebabkan munculnya papula-papula kecil, bulat, dan gatal yang umumnya memudar dalam waktu satu jam.

Bintik-bintik biasanya sembuh tanpa pengobatan setelah beberapa menit atau satu jam. Namun, dalam kasus yang jarang, reaksi yang muncul bisa parah.

Di sini, akan dibahas hal-hal penting seputar urtikaria kolinergik atau alergi keringat, mulai dari penyebab hingga pencegahannya.

1. Gejala

Urtikaria kolinergik adalah kondisi yang ditandai dengan bintik-bintik yang terasa gatal, geli, dan hangat. Bintik-bintik ini biasanya berukuran kecil (1–3 mm), berwarna merah dengan suar atau lingkaran di sekitarnya.

Bintik-bintik ini bisa muncul di mana saja di tubuh, tetapi sebagian besar muncul di dada, wajah, punggung atas, dan lengan. Kadang, benjolan-benjolan ini muncul berdekatan.

Gatal-gatal muncul sekitar 6 menit setelah kontak dengan pemicu. Gejala biasanya bertahan sekitar 30 menit hingga satu atau dua jam sebelum memudar.

Pada kasus yang jarang terjadi, kamu juga mungkin memiliki satu atau beberapa gejala berikut:

  • Diare.
  • Air liur ekstra di mulut.
  • Sakit kepala.
  • Tekanan darah rendah.
  • Detak jantung cepat.
  • Sesak napas.
  • Kram perut.
  • Mengi.

2. Penyebab

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Gabby K)

Urtikaria kolinergik dapat disebabkan oleh aktivitas apa pun yang memicu produksi keringat berlebih. Berikut contohnya:

  • Olahraga.
  • Mandi air panas.
  • Duduk di sauna.
  • Berada di ruangan yang hangat.
  • Cuaca panas.
  • Sedang demam.
  • Sedang marah atau kesal.
  • Stres.
  • Makan makanan pedas.
  • Mengonsumsi alkohol.

Para ahli percaya, proses berkeringat dan pelepasan histamin berkontribusi pada reaksi alergi, tetapi mereka tidak tahu persis apa yang terjadi. 

3. Diagnosis

Jika gejala yang kamu alami mengganggu gaya hidup, temui dokter. Evaluasi dan percakapan sederhana tentang gejala mungkin cukup bagi dokter untuk mendiagnosis urtikaria kolinergik. Namun, terkadang, dokter mungkin ingin melakukan tes guna mengumpulkan lebih banyak informasi tentang kondisi tersebut. Berikut beberapa tes yang mungkin dilakukan:

  • Tes pemanasan pasif: Tes ini melibatkan penggunaan air hangat atau menaikkan suhu ruangan untuk menaikkan suhu tubuh. Dokter akan mengamati reaksi tubuh saat terkena peningkatan suhu.
  • Tes tantangan kulit metakolin: Dokter mungkin menyuntikkan metakolin ke dalam tubuh dan melihat reaksinya. Namun, terkadang tes ini perlu dikombinasikan dengan tes lainnya.
  • Tes tantangan olahraga: Kamu akan diminta berolahraga dan dokter akan memperhatikan gejala urtikaria kolinergik. Dokter mungkin juga melibatkan instrumen lainnya selama tes.

4. Pengobatan

ilustrasi pil KB (unsplash.com/danilo.alvesd)

Jika kamu tinggal di tempat beriklim panas atau suka berolahraga, akan sulit untuk menjauh dari urtikaria kolinergik. Jika gejala muncul, biasanya diobati dengan antihistamin.

Jika antihistamin tidak bekerja, dokter mungkin merekomendasikan pengobatan dengan steroid untuk waktu yang singkat atau penghambat reseptor histamin 2. Antihistamin bekerja lebih efektif jika diminum setiap hari, bukan sesuai kebutuhan.

Perawatan lain untuk urtikaria kolinergik termasuk leukotriene inhibitor, imunosupresif, danazol, beta-blocker, skopolamin topikal, dan omalizumab.

Kalau mengalami reaksi serius, seperti sesak napas, dokter mungkin akan memberikan suntikan epinefrin. Ini dapat membantu pernapasan dan menghilangkan gatal-gatal dan bengkak.

5. Pencegahan

Jika urtikaria kolinergik muncul saat berolahraga, segera hentikan atau perlambat latihan. Jika beberapa jenis olahraga lebih berpotensi menyebabkan urtikaria kolinergik, cobalah aktivitas lain.

Berikut adalah beberapa cara mencegah urtikaria kolinergik:

  • Cobalah mandi air dingin, tempelkan kain yang dibasahi air dingin ke kulit, atau berdirilah di depan kipas angin.
  • Kenakan pakaian longgar.
  • Jaga rumah dan kamar tidur agar tetap sejuk.

6. Komplikasi

ilustrasi tanda kehamilan (freepik.com/mdjaff)

Dalam kasus yang jarang, bintik-bintik dapat dikaitkan dengan masalah lain di seluruh tubuh, seperti:

  • Sakit kepala.
  • Diare.
  • Palpitasi jantung.
  • Kram perut.
  • Tekanan darah rendah.
  • Bronkospasme.
  • Mengi atau sesak napas
  • Asma.

Dalam beberapa kasus, individu dapat mengembangkan anafilaksis, reaksi alergi yang mengancam jiwa yang memerlukan perhatian medis darurat.

Akhir kata, urtikaria kolinergik adalah sejenis gatal-gatal atau reaksi kulit yang terjadi saat suhu tubuh meningkat. Para ahli tidak tahu persis bagaimana hal itu terjadi, tetapi proses berkeringat mungkin berperan. Jika gatal-gatal disertai gejala lain, seperti kesulitan bernapas, segera cari pertolongan medis.

Referensi

"Cholinergic Urticaria." WebMD. Diakses April 2025.
"What is cholinergic urticaria and how is it treated?." Medical News Today. Diakses April 2025.
"Cholinergic Urticaria: Can Heat Cause Hives?" Healthline. Diakses April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us