Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO: Kasus Gonore Kebal Antibiotik Makin Mengkhawatirkan

Seorang laki-laki terkena infeksi menular seksual gonore.
ilustrasi infeksi menular seksual pada laki-laki (freepik.com/Racool_studio)
Intinya sih...
  • Data WHO menunjukkan lonjakan resistansi gonore terhadap antibiotik lini pertama.
  • Kondisi ini menjadi ancaman serius karena pilihan pengobatan menjadi makin terbatas.
  • Dua antibiotik baru—zoliflodacin dan gepotidacin—memberi harapan sebagai terapi gonore masa depan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan pada kasus gonore yang resistan atau kebal antibiotik, kondisi yang bisa mempersempit pilihan pengobatan bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Laporan dari program "Enhanced Gonococcal Antimicrobial Surveillance Program (ESGAP) Gonorrhoea Treatment Optimization, 2025" mengungkap bahwa tingkat resistansi terhadap ceftriaxone dan cefixime, dua antibiotik lini pertama yang saat ini direkomendasikan WHO, melonjak tajam hanya dalam dua tahun.

Resistansi terhadap ceftriaxone meningkat dari 0,8 persen menjadi 5 persen, sementara cefixime naik dari 1,7 persen menjadi 11 persen pada periode 2022–2024.

Angka resistansi azithromycin, yang sering dipakai sebagai terapi kombinasi, juga ikut merangkak naik dari 0,5 persen menjadi 4 persen. Bahkan, 95 persen isolat bakteri Neisseria gonorrhoeae yang diuji menunjukkan resistansi terhadap ciprofloxacin.

Lonjakan ini membuat pakar kesehatan semakin khawatir. Ceftriaxone dan cefixime adalah “benteng terakhir” pengobatan gonore setelah bakteri ini menunjukkan kemampuan berkembang menjadi resistan terhadap hampir semua antibiotik yang pernah digunakan. Namun, masih ada harapan. Dua antibiotik baru, yaitu zoliflodacin dan gepotidacin, menunjukkan hasil menjanjikan dalam uji klinis dan dapat menambah opsi pengobatan dalam waktu dekat.

Data ESGAP berasal dari 12 negara di lima wilayah WHO, termasuk Brasil, India, Indonesia, Malawi, Filipina, Thailand, Vietnam, hingga Afrika Selatan. Total 3.615 kasus gonore dilaporkan sepanjang 2024, dengan tingkat resistansi tertinggi ditemukan di Kamboja dan Vietnam.

Ancaman kesehatan masyarakat yang mendesak

Gonore merupakan salah satu dari empat infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum di dunia, dengan perkiraan 82 juta kasus setiap tahun. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, mulai dari penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, hingga infertilitas pada perempuan.

WHO menegaskan bahwa pengawasan seperti ESGAP menjadi kunci untuk memahami pola penyebaran resistansi, sehingga negara dapat merespons lebih cepat dan efektif.

Inilah yang membuat pemantauan gonore resistan antibiotik menjadi prioritas kesehatan global.

“Upaya global ini penting untuk melacak, mencegah, dan merespons gonore resistan obat serta melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia,” kata Tereza Kasaeva, MD, PhD, Direktur Departemen HIV, TB, Hepatitis & IMS WHO dalam sebuah rilis. Ia juga mendorong semua negara untuk memperkuat program pemantauan IMS dan memasukkan surveilans gonore ke dalam program nasional.

Referensi

"More countries report rising levels of drug-resistant gonorrhoea." World Health Organization (WHO). Diakses November 2025.

"Enhanced Gonococcal Antimicrobial Surveillance Programme (EGASP): gonorrhoea treatment optimization, 2024 report." WHO. Diakses November 2025.

"WHO warns of rising, worrisome levels of drug-resistant gonorrhea." CIDRAP. Diakses November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Apakah Harus Minum Vitamin saat Musim Hujan?

21 Nov 2025, 10:36 WIBHealth