10 Manfaat Tidur pada Jam yang Sama untuk Pasangan

Manfaat pertama ini terutama berlaku untuk pasangan yang sangat sibuk dengan jadwal harian masing-masing. Mungkin terdengar lebih menggoda untuk bersantai di sofa sepulang bekerja, lalu melanjutkan dengan menonton TV daripada langsung beristirahat. Mungkin sesekali tidak masalah, tetapi jika dibiarkan terus-menerus, kebiasaan ini bisa mengambil alih banyak hal dalam hidup pasangan.

Pertama, tontonan yang membuat kecanduan bisa mendorong seseorang untuk begadang yang tidak perlu. Hal ini bisa membuat orang tersebut kurang tidur dan tidak produktif pada pagi hari.

Bagaimanapun, salah satu alasan mengapa penting bagi pasangan untuk tidur pada waktu yang sama adalah agar jadwal yang telah ditentukan dapat membantu menghilangkan kebiasaan tidur tidak teratur.

Kalau seseorang tidur lebih awal dan mendapat istirahat yang cukup, akan lebih mudah untuk menjaga pikiran tetap jernih dan memberikan performa terbaik esok harinya.

Intimasi adalah salah satu alasan utama mengapa pasangan yang tidak tidur bersama harus melalukan yang terbaik untuk memperbaiki kebiasaan tidur terpisah. Pada dasarnya, tidur pada waktu yang berbarengan membantu membangun hubungan emosional dan fisik yang mendalam dengan pasangan. 

Pillow talk, berpelukan, atau sekadar saling menatap adalah aktivitas intim yang tidak akan bisa dirasakan jika pasangan pergi terlelap jika salah satu pasangan tidur lebih dulu. Kegiatan-kegiatan sederhana itu adalah sarana untuk meningkatkan keintiman yang manfaatnya jauh lebih dari yang bisa dibayangkan.

Kalau kamu memiliki hari yang sibuk, atau sedang bertengkar dengan pasangan, ada kemungkinan bahwa sisa atau efek perselisihan bertahan sampai hari berikutnya. Keuntungan untuk tidur pada waktu dalam situasi tersebut adalah pasangan hampir tidak punya pilihan selain membicarakannya.

Berbaring di tempat tidur yang sama dengan pasangan saat sedang bersitegang mungkin memberikan dorongan untuk membuka diri tentang masalah yang coba dihindari. Jika kamu telah menguasai seni komunikasi yang efisien, strategi ini dapat membantu memperbaiki keadaan untuk segera berdamai dengan pasangan. 

Alasan lain yang mungkin membuat seseorang ingin mengubah kebiasaan jam tidur untuk menyamakannya dengan pasangan adalah karena menghabiskan waktu bersama di tempat tidur memiliki efek positif terhadap kesehatan mental.

Mulai membiasakan diri untuk tidur pada jam yang sama memberikan jalan untuk menghargai pasangan dengan lebih baik, karena itu memungkinkan untuk pasangan saling mengomunikasikan cinta dan penghargaan satu sama lain secara setara.

Manfaatnya, itu bisa meningkatkan rasa harga diri, menghilangkan, atau mengurangi stres dan kecemasan secara signifikan. 

Terkadang, malam hari bisa menjadi sangat dingin pada cuaca tertentu. Manfaat tidur pada jam yang sama untuk pasangan adalah memiliki seseorang yang siap berbagi kehangatan sepanjang malam. 

Ini membantu mengurangi kemungkinan jatuh sakit karena cuaca yang buruk. Selain itu, tidakkah kamu menyukai ide untuk berpelukan atau cuddling dengan pasangan saat sedang hujan petir? Memikirkan itu saja mungkin sudah membuatmu merindukan pasangan, bukan?

Potensi manfaat lainnya dari tidur pada jam yang sama dengan pasangan adalah kencenderungan untuk bangun tidur pada keesokan harinya dengan suasana hati yang lebih baik.

Banyak pasangan melaporkan menjadi lebih siap, optimis, dan penuh kegembiraan pada pagi hari setelahnya. Hal itu bisa jadi merupakan hasil kerja semua hormon yang telah dilepaskan pada malam sebelumnya, terutama oksitosin.

Penelitian yang dimuat jurnal Psychiatry tahun 2021 menunjukkan bahwa pasangan yang tertidur di saat yang sama cenderung mengalami tidur REM yang lebih baik, daripada pasangan yang tidak memiliki kebiasaan ini.

Rapid eye movement (REM) adalah salah satu tahap tidur saat mata bergerak di belakang kelopak mata yang tertutup. Selama tahap ini, aktivitas otak berada di puncaknya dan otak juga bekerja secara aktif untuk mengisi dirinya kembali.

Sehubungan dengan itu, bisa dibilang bahwa penting bagi pasangan untuk tidur pada waktu yang sama karena aktivitas itu membantu otak memulihkan kembali kemampuannya dengan cepat. 

Ada dua kemungkinan saat kamu dan pasangan pergi ke tempat tidur, seks atau tidur. Pilihan mudah untuk meningkatkan kehidupan seksual sebagai pasangan adalah dengan tidur pada waktu yang sama dan menciptakan banyak kesempatan untuk sesi bercinta.

Kebiasaan tidur bersama yang terus dilakukan bisa menjadi stimulus alami untuk mendorong munculnya gairah seks. Apalagi jika pasangan saling memanjakan sebelum tidur, itu bisa menjadi peningkatan kualitas kehidupan seks.

Sebuah tinjauan medis yang dilakukan oleh The Better Sleep Council menunjukkan bahwa ada banyak manfaat kesehatan yang hanya diperoleh lewat tidur bersama pasangan. 

Misalnya, tidur bersama (meski hanya berbaring berdampingan dan berpelukan) itu bisa merangsang peningkatan pelepasan hormon oksitosin dalam tubuh. Hormon cinta itu telah dikenal bisa memicu perasaan empati, mengurangi kecemasan dan tekanan darah, dan membuat siapa pun merasa puas. 

Perasaan aman dan rileks juga membuat lebih mudah mengantuk sehingga tubuh dapat beristirahat dengan maksimal. Kamu dan pasangan pun akan bangun dalam keadaan bugar.

Efek tampak lebih muda adalah hasil dari semua manfaat tidur pada jam yang sama yang telah kita bahas sebelumnya. Setelah tidur di sebelah pasangan, kamu bisa mengalami penurunan kecemasan, lalu hubungan menjadi lebih intim, hingga mengalami pelepasan hormon setelah berhubungan seks. 

Ketika semua itu bekerja secara sinkron, kamu bisa melihat kalau kamu mulai memiliki penampilan lebih muda, tampak fresh dan tidak terbebani. Bahkan, orang-orang di sekitarmu juga mungkin menyadari perubahan itu.

Jadi, itulah manfaat tidur pada jam yang sama untuk pasangan. Intinya, tidur yang berkualitas tak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga meningkatkan hubungan dengan cara-cara yang mungkin tak pernah kamu tahu sebelumnya. Kunci untuk memaksimalkan manfaat dari tidur bersama ini adalah memahami pentingnya mengapa itu harus dilakukan dan membuat rencana yang cocok.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina