Coba Introspeksi, 5 Tanda Kamu Perlu Ubah Ekspektasi ke Diri Sendiri

- Kurangnya percaya diri, membuat seseorang merasa tidak layak untuk bergabung dengan orang lain.
- Ekspektasi yang terlalu tinggi membuat seseorang sulit memulai sesuatu dan mudah merasa kecewa
- Membandingkan diri dengan orang lain dan perasaan pesimis membuat seseorang mudah ciut oleh tantangan.
Apa kamu sering bergumul dengan rasa percaya diri? Apa pun yang kamu kerjakan, apa pun yang kamu capai, semua seolah terasa belum cukup. Sehari-hari, kamu berperang dengan suara kritik dalam kepala.
Banyaknya hal yang ingin dicapai membuat kita tanpa disadari terlalu membebani diri sendiri. Padahal, itu malah membuatmu lebih sulit menikmati proses yang ada. Berikut lima tanda kamu perlu benahi ekspektasi ke diri sendiri.
1. Selalu menarik diri dari lingkungan sosial

Tanda pertama, kamu tidak percaya dengan dirimu. Saat berkumpul dengan keluarga, teman sebaya, atau rekan kerja, kamu memilih untuk menarik diri sebab berpikir bahwa kamu tidak cukup baik untuk bergabung bersama mereka.
Perasaan “tidak cukup baik” itu yang kemudian membentukmu menjadi pribadi yang begitu pemalu dan diam. Rasanya seolah-olah setiap orang lebih baik dibanding kamu. Pencapaian mereka membuatmu minder, penampilan mereka selalu membuatmu terintimidasi. Kamu berpikir harus menjadi “hebat” dulu, baru layak bergabung dengan mereka.
2.Tidak punya motivasi untuk mengerjakan sesuatu

Saat seseorang menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi pada diri sendiri, ia tidak akan termotivasi untuk memulai sesuatu. Bahkan, bila itu hal yang disenanginya. Apa kamu pun sering merasa demikian?
Kamu suka menulis, misalnya, tapi tidak pernah merampungkan tulisan. Kamu ingin setiap tulisanmu menjadi bagus bahkan sempurna, yang jelas adalah mustahil. Setiap ada kesalahan, kamu langsung kecewa dan merasa tidak termotivasi.
3.Bersikap overly critical pada diri sendiri

Kritik yang berlebihan bisa bersumber dari ekspektasi yang berlebih. Kamu tidak memberi opsi pada dirimu untuk gagal dan belajar, kamu hanya ingin menerima keberhasilan. Pertanyaannya, apakah itu mungkin?
Tentu tidak. Justru, itu malah akan membuatmu tidak bahagia. Sikap overly critical adalah tanda bahwa kamu harus mengatur ulang ekspektasimu pada diri sendiri. Jangan sampai karena standar yang terlalu tinggi, kamu melewati esensi proses yang seharusnya kamu nikmati.
4.Selalu membandingkan diri dengan orang lain

Tidak pernah akan ada habisnya kalau kamu kerap membandingkan diri dengan orang lain. Kamu berharap kamu bisa sesukses mereka, tapi coba tanya dirimu, sebenarnya apa yang kamu kejar?
Apa itu pengakuan orang? Validasi orang? Lalu, sampai tahap apa kamu akan puas? Ketahuilah bahwa setiap orang punya prosesnya masing-masing. Keberhasilan orang tidak seharusnya menjadi standarmu untuk bersikap kejam pada diri sendiri.
5.Sikap yang negatif dan pesimis

Seseorang yang tidak yakin dengan dirinya pasti akan terus dibebani dengan perasaan pesimis. Setiap diberi kesempatan untuk mencoba hal baru, ia justru akan menghindar. Kalau pun diterima, kamu akan kerap dihantui perasaan cemas, khawatir, dan takut alih-alih semangat untuk mencoba.
Hal ini yang membuatmu mudah ciut oleh tantangan. Kamu tidak punya sikap positif dan keyakinan dapat melewati itu.
Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan terlalu keras sama diri sendiri, ya. Belajarlah untuk merangkul setiap proses yang ada, karena pada akhirnya, itu juga yang akan mendewasakan.