3 Provinsi di Jawa-Bali Ini Alami Kenaikan Kasus Melebihi Puncak Delta

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan terdapat tiga provinsi yang kenaikan kasusnya melebih puncak COVID-19 varian Delta pada 2021 lalu. Salah satunya adalah Jawa Barat.
“Dalam tujuh hari terakhir provinsi Banten, Jawa Barat dan Bali menjadi tiga provinsi yang tren kasusnya lebih tinggi dari puncak Delta,” ujar Luhut dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).
1. Luhut klaim kasus di DKI Jakarta semakin menurun

Kendati begitu, Luhut menyebut tren kasus di DKI Jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya. Ia menyebut kasus harian hingga rawat inap di DKI Jakarta alami penurunan.
“Namun peningkatan mulai terjadi di DIY, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, tetapi itupun masih di bawah puncak Delta. Tidak hanya kasus, jumlah rawat inap rumah sakit di provinsi Jawa-Bali sebagian besar masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Delta,” ucap Luhut.
2. Luhut minta daerah untuk terus genjot vaksinasi

Luhut juga meminta pemerintah daerah untuk terus mengimbau masyarakat disiplin protokol. Ia juga meminta daerah untuk menggenjot vaksinasi.
“Pemerintah terus mengejar target vaksinasi dosis kedua terutama untuk lansia. Saat ini masih terdapat 15 kabupaten/kota di Jawa Bali yang tidak mencapai target 50 persen umum dan 17 kabupaten/kota untuk 40 persen lansia,” ucap Luhut.
“Pemerintah akan memperpanjang masa transisi hingga dua minggu ke depan bagi daerah yang belum mencapai target tersebut,” tambah dia.
3. Luhut tegaskan pemerintah tak anggap enteng kenaikan kasus

Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini menegaskan bahwa pemerintah tidak menganggap enteng kenaikan kasus di Indonesia. Namun, lanjutnya, ia hanya meminta masyarakat agar tidak takut secara berlebih.
“Saya hanya menjalankan data yang ada, jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan tetapi tetap kita harus berhati-hati menghadapi perilaku dari Omicron ini yang masih banyak juga yang tidak tahu,” jelasnya.