4 Tragedi di Dunia yang Renggut Korban Jiwa Akibat Berdesakan

Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat massa berdesakan dalam perayaan Halloween di Itaewon, Yongsan-gu, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam, bertambah menjadi 151 orang. Sementara itu, lebih dari 82 lainnya terluka.
Dilansir The Korea Herald, data tersebut dirilis otoritas pemadam kebakaran per Minggu pukul 10.30 pagi waktu setempat. Lebih dari 100 jenazah sudah dipindahkan ke rumah sakit. Sementara jenazah yang masih berada di lokasi dipindahkan ke gimnasium dalam ruangan serbaguna di dekatnya.
Insiden berdesak-desakan yang menyebabkan korban berjatuhan juga tak hanya terjadi di Itaewon, berikut rangkuman IDN Times!
1. Halloween party di Itaewon, pesta berujung kematian

The Korea Herald melaporkan, ada sekitar 100 ribu orang yang merayakan acara Halloween di Itaewon. Perayaan ini merupakan acara pertama yang dilakukan tanpa masker dan aturan menjaga jarak sejak pandemik COVID-19 melanda.
Saksi mata melaporkan kekacauan terjadi di tengah massa pengunjung perayaan Halloween itu. Merek berdesakan di jalan-jalan sempit di dekat stasiun Itaewon. Beberapa di antara mereka mencoba meninggalkan daerah itu setelah malam perayaan.
Beberapa orang bahkan tidak bisa bergerak sama sekali dalam kerumunan. Banyak yang tidak dapat mendengar satu sama lain karena kebisingan. Mereka juga tidak bisa meminta bantuan karena kurangnya koneksi telepon seluler.
Para pejabat mengonfirmasi bahwa 19 warga negara asing termasuk di antara korban tewas. Proses identifikasi jenazah pun diperkirakan akan memakan waktu, tapi menurut data sementara, sebagian besar korban tewas berusia 20 hingga 30-an.
Di antara para korban, banyak yang mengalami serangan jantung setelah berdesak-desakan dalam kerumunan. Choi Cheon-sik, seorang pejabat dari Badan Pemadam Kebakaran Nasional, mengatakan, sekitar 50 orang dirawat karena serangan jantung pada Minggu pagi, tulis Washington Post.
Penyebeb insiden di Itaewon masih diselidiki, tapi sejumlah media lokal menyebut kabar tentang kehadiran artis yang tidak diketahui identitasnya di lokasi perayaan telah menyebabkan massa berdesakan, tulis The Guardian.
2. Tragedi Kanjuruhan, 135 orang tewas

Kerusuhan yang terjadi usai pertandingan sepak bola Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 1 Oktober 2022, mengakibatkan 135 orang tewas, dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Setelah pertandingan, tak sedikit penonton yang turun untuk masuk ke lapangan. Dikarenakan semakin banyak penonton yang masuk ke lapangan, untuk mencegah hal tersebut, beberapa personel pengamanan menembakkan gas air mata.
Mereka menembak gas air mata ke tribun selatan sebanyak tujuh tembakan, tribun utara satu tembakan, dan tiga tembakan ke lapangan.
Kerumunan massa yang panik melihat gas air mata kemudian berdesak-desakan untuk bisa keluar dari stadion. Desak-desakan yang terjadi membuat penonton jatuh hingga terinjak-injak, yang mengakibatkan tak sedikit korban jiwa berjatuhan. Mereka juga banyak yang kehabisan napas akibat berdesakan dan kepulan gas air mata.
Dalam tragedi maut di Kanjuruhan tersebut, Polri telah menetapkan 6 orang sebagai tersangka, salah satunya Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Bersatu (PT LIB). Mereka dianggap lalai dan menyebabkan hilangnya nyawa orang.
"Berdasarkan gelar perkara dan alat bukti permulaan yang cukup, telah dietetapkan saat ini 6 tersangka," ujar Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Kamis (6/10/2022).
3. Tragedi festival air di Kamboja tewaskan lebih dari 300 orang

Sebanyak 345 orang tewas dan lebih dari 410 orang terluka dalam Festival Air di Phnom Penh, Kamboja, pada 22 November 2010. Insiden ini terjadi di sebuah jembatan yang menghubungkan kota Phnom Penh dan Pulau Berlian.
Kepanikan terjadi usai konser di Pulau Berlian. Ketika itu, ribuan massa hendak menyaksikan balapan perahu di Sungai Tonle Sap yang dianggap sebagai acara utama festival.
Kepanikan yang tak bisa dihindari tersebut menyebabkan kerumunan massa kesulitan bernapas hingga terjepit akibat berdesakan, terinjak-injak, dan sebagian lagi jatuh ke sungai dan tenggelam.
Hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa warga yang beramai-ramai lari karena khawatir jembatan tersebut akan jatuh menyebabkan insiden terjadi.
4. Tragedi 1990 di Terowongan Mina sebabkan 1.426 jemaah tewas

Pada 2 Juli 1990, sebanyak 1.426 orang juga tewas dalam musibah di Terowongan Al Mualisin, Haratul Lisan, Mina, Arab Saudi. Dari jumlah korban tersebut, 643 di antaranya adalah jemaah Indonesia.
Tragedi diduga terjadi karena jemaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang ingin pulang, berebutan dari dua arah.
Sekitar 5 ribu orang terjebak dan berdesak-desakan di terowongan yang saat itu hanya berkapasitas seribu orang.
Keadaan diperparah dengan sistem ventilasi yang rusak sehingga membuat panik jemaah yang berada di dalam terowongan.