Presiden Korsel Umumkan Masa Berkabung Nasional Pasca Tragedi Itaewon

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol mengumumkan masa berkabung nasional dan memerintahkan menurunkan bendera setengah tiang usai tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, yang menewaskan 151 orang, Sabtu (29/10/2022).
"Ini benar-benar mengerikan. Seharusnya tragedi dan bencana itu tidak pernah terjadi," ujar Yoon dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan, dilansir dari Yonhap, Minggu (30/10/2022).
"Mulai hari ini hingga peristiwa dapat dikendalikan, pemerintah akan menetapkan periode masa berkabung nasional dan menempatkan prioritas utama dalam urusan administrasi, pemulihan, dan tindak lanjut," lanjut Yoon.
1. Presiden Yoon sampaikan belasungkawa

Pada kesempatan itu, Presiden Yoon juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban jiwa. Ia juga berharap mereka yang terluka bisa segera pulih.
Pihaknya juga memastikan, pemerintah akan memberikan bantuan persiapan pemakaman, mobilisasi layanan medis darurat dalam perawatan pasien, dan menugaskan para pegawai negeri secara individu kepada korban yang membutuhkan.
2. Penyebab peristiwa akan diselidiki

Lebih lanjut, Presiden Yoon juga menegaskan bahwa pihaknya akan menyelidiki penyebab peristiwa memilukan tersebut.
Termasuk juga melakukan upaya untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
"Kami akan menyelidiki secara menyeluruh penyebab peristiwa ini terjadi dan melakukan perbaikan mendasar agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi ke depannya," ujar dia.
3. Ada 151 orang meninggal dunia

Data terbaru menunjukkan, korban tewas akibat berdesak-desakan dalam perayaan Halloween di Itaewon tersebut bertambah menjadi 151 orang.
Dilansir dari The Korea Herald, data tersebut dirilis otoritas pemadam kebakaran per Minggu pukul 10.30 pagi waktu setempat.
Lebih dari 100 jenazah sudah dipindahkan ke rumah sakit. Sementara jenazah yang masih berada di lokasi dipindahkan ke gimnasium dalam ruangan serbaguna di dekatnya.
Para pejabat juga mengonfirmasi bahwa 19 warga negara asing termasuk di antara korban tewas.
Proses identifikasi jenazah pun dperkirakan akan memakan waktu, tapi menurut data sementara, sebagian besar korban tewas berusia 20 hingga 30-an.
Di antara para korban banyak yang mengalami mengalami serangan jantung setelah berdesak-desakan dalam kerumunan.