Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Raya, Anak Sukabumi yang Viral Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing

Cacing gelang penyebab askariasis.
Ilustrasi Cacing gelang penyebab askariasis. (pghr.org)
Intinya sih...
  • Orang tua Raya mengidap gangguan mental dan TBC
  • Lingkungan tempat tinggal Raya yang tidak mendukung
  • Proses penanganan medis Raya terbentur kondisi ekonomi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Video viral balita bernama Raya (4) asal Desa Cianaga, Sukabumi, menampilkan kondisi tubuhnya yang dipenuhi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) hingga meninggal dunia.

Berdasarkan catatan medis, Raya sudah tidak sadar sejak dirawat di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi. Penyebaran infeksi ke seluruh organ tubuh ditandai dari cacing yang keluar melalui hidung dan anus Raya.

Berikut 5 fakta kematian Raya yang viral terdapat cacing di sekujur tubuh.

1. Orang tua Raya mengidap gangguan mental dan TBC

Raya adalah anak kedua dari pasangan Rizaludin atau Udin (32) dan Endah (38). Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, membenarkan orang tua Raya mengalami gangguan mental sehingga pola asuh pada anak mereka ikut terganggu.

Lebih lanjut, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjelaskan kondisi kedua orang tua Raya telah ditangani di Rumah Sakit Welas Asih mengingat Raya sebelumnya diduga terinfeksi TBC

2. Lingkungan tempat tinggal Raya yang tidak mendukung

rumah Raya berbentuk panggung
Ilustrasi rumah Raya berbentuk panggung (pexels.com/Denniz Futalan)

Wardi mengungkapkan kondisi rumah Raya yang berbentuk panggung sehingga di luar kontrol orang tuanya, Raya sering bermain di kolong rumah tersebut.

"Awalnya Raya itu sering main di kolong rumah karena rumah panggung. Dari kecil juga terlambat berjalan. Pernah dibawa ke klinik, ternyata ada penyakit paru," ujarnya.

Wardi juga menambahkan berbagai usaha desa dalam memberi bantuan pangan hingga perbaikan rumah telah dilakukan, namun kedua orang tua Raya memang sulit diatur.

"Kami sudah memaksimalkan bantuan pangan sampai perbaikan rumah, tapi memang keluarga ini sulit diatur. Pernah saat program vaksinasi COVID-19, mereka sampai kabur ke hutan selama tiga bulan," kata Wardi.

3. Proses penanganan medis Raya terbentur kondisi ekonomi

Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos (Dinsos) Kabupaten Sukabumi, Iwan Triyanto, menegaskan kasus kematian Raya bermula dari data kependudukan yang tidak sinkron.

Melansir berbagai media, kondisi Raya terlambat ditangani karena baru dibawa ke RSUD Syamsudin pada Minggu (13/07/2025) sementara cacing sudah keluar dari hidung Raya.

"Saat di IGD, tiba-tiba keluar cacing dari hidung pasien. Dari situ, kita mulai menduga ada kaitannya dengan infeksi cacing," ujar Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, Irfanugraha Triputra, Selasa (19/8/2025).

BPJS yang tidak keluarga Raya miliki serta rumah sakit yang memberi tenggat tiga kali 24 jam untuk mengurus dokumen turut menghambat penyembuhan Raya.

4. Biaya pengobatan Raya sempat ditanggung lembaga sosial Rumah Teduh

Kendala untuk mengaktifkan BPJS membuat biaya pengobatan Raya sejak awal ditanggung oleh lembaga sosial Rumah Teduh. Rumah Teduh melunasi Rp15 juta dari Rp23 juta setelah tagihan diberi keringanan oleh rumah sakit.

"Kami beri keringanan karena memang sulit, identitasnya tidak jelas sejak awal. Rumah Teduh yang akhirnya menalangi," kata Irfan.

5. Jumlah cacing di tubuh Raya sangat banyak hingga semua organ vital terinfeksi

Telur yang dibuahi dari cacing gelang
Telur yang dibuahi dari cacing gelang Ascaris lumbricoides. (britannica.com)

Irfan juga berasumsi cacing di dalam tubuh Raya sudah masuk ke otak, menyebar melalui pembuluh darah hingga ke organ vital lainnya.

"Jumlahnya tidak bisa dihitung pasti, tapi sangat banyak. Hampir semua organ vital terinfeksi," ujarnya.

Dia menjelaskan ascaris hanya hidup di tanah dan perkembangannya di usus tentu masuk melalui makanan, benda asing, atau tangan kotor.

"Ascaris hanya bisa hidup di tanah. Penularannya lewat telur yang masuk ke tubuh dari makanan, benda asing, atau tangan kotor. Dalam 20 hari bisa berkembang jadi cacing dewasa. Fasenya dari telur ke larva, dan larva ini bisa menyebar lewat pembuluh darah ke ginjal, hati, bahkan otak," jelas Irfan kepada IDN Times, Rabu (20/8/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Dwifantya Aquina
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us