Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 ABK Indonesia Kembali Disandera di Filipina, Berikut Kronologinya!

detik.com

Pagi ini, Jumat (24/6), tujuh awak kapal (ABK) TB Charles asal Indonesia dikabarkan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Penyanderaan ini diketahui setelah salah satu korban, Ismail menghubungi sang istri, Dian Megawati. Dalam panggilan tersebut, Dian mengaku suaminya sudah dalam keadaan ditahan beserta enam awak lain.

Dian, dikutip dari BBC Indonesia, mengaku bahwa suami dan keenam awak lainnya ditangkap kelompok anggota Abu Sayyaf. Dia mengatakan dirinya pertama kali dihubungi Ismail agar menelepon perusahaan tempat mereka bernaung. Bukan hanya itu, Ismail juga meminta istrinya untuk menghubungi wartawan dan pemerintah Indonesia.

Penyandera telah meminta uang tebusan 60 miliar rupiah.

Kemudian, Dian pun diberikan nomor telepon sang penyandera. Saat Dian menghubungi penyandera, tidak ada jawaban dan panggilan tidak sambung. Maka, Dian kembali mencoba hubungi sang suami. Melalui sang suami dirinya mengetahui kalau panyandera meminta tebusan sebesar 20 juta ringgit atau setara 60 miliar rupiah.

Jika uang tidak segera diberikan, maka penyandera akan memenggal kepala ketujuhnya. Pihak tempat ketujuh ABK itu bekerja, PT Rusianto Bersaudara, telah mengonfirmasi hilangnya tujuh pegawainya, tapi tidak tahu apakah diculik atau tidak. Taufik Qurahman, juru bicara perusahaan mengaku ada tujuh ABK yang hilang kontak. Kapal mereka diketahui berangkat dari Samarinda.

ABK yang ditangkap hanya setengah dari kru asli.

Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang mengakui bahwa ada warganya yang diculik. Dirinya sendiri mengonfirmasi telah menghubungi pihak penyandera. Syaharie mengatakan kalau penyandera menggunakan bahasa Tagalog.

Setelah dikonfirmasi lebih lanjut, perusahaan mengakui bahwa kapal tersebut membawa 13 ABK. Namun, hanya tujuh yang disandera, sementara enam lainnya diketahui kembali ke Samarinda. Keenam awak tersebut dikabarkan kembali merapat di Pelabuhan Samarinda dari Tarakan.

Posisi para penculik dan ABK Indonesia itu pun diketahui berada di selatan Filipina, tepatnya arah Tawi-Tawi. Namun, meski telah dikonfirmasi pemerintah daerah dan perusahaan, pemerintah pusat, diwakili Kementerian Luar Negeri membantah kabar tersebut.

Pemerintah masih akan verifikasi ke Filipina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir mengatakan pihaknya belum dapat memberi kejelasan. Arrmanatha mengatakan kementerian telah membuka komunikasi dengan perusahaan dan pemerintah Filipina. Namun, dari pemerintah Filipina sendiri masih harus melakukan pemeriksaan serta verifikasi.

Seperti dilansir KompasTV yang dikutip BBC Indonesia, tujuh ABK tersebut bernama Ferry Arifin (nahkoda), Mabrur Dahri, Suryono, Ismail, Moh. Nasir, Moh. Sofyan dan Robin Peter.

Sebelumnya, terdapat pelaut Indonesia juga disandera kelompok radikal Abu Sayyaf asal Filipina, dan sudah dibebaskan pada awal Mei kemarin. Saat disandera, kelompok radikal tersebut pun diketahui meminta tebusan 14,3 miliar rupiah. Namun, saat itu mereka meminta dalam mata uang pesso, sementara sekarang dalam ringgit.

Sampai berita ini disiarkan, belum ada konfirmasi lebih lanjut tentang kebenaran dan nasib para ABK tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erwanto Khusuma
EditorErwanto Khusuma
Follow Us