ABH Ledakan SMAN 72 Bilang Laptop Rusak, padahal Dipakai Akses Dark Web

- Kondisi ABH berangsur pulih setelah insiden ledakan
- ABH sering mengakses dark web dan laptopnya disita untuk digital forensik
- ABH juga mengakses True Crime Community, memungkinkan peniruan perilaku
Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya mengungkap pengakuan anak berkonflik dengan hukum (ABH) ledakan di SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kepada orang tuanya, dia mengaku laptop miliknya rusak. Padahal, laptop itu digunakan mengakses dark web.
"Terus termasuk dia menggunakan web, kan kalau menurut si ABH ke orang tuanya, bahwa laptopnya itu rusak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto saat dihubungi, Jumat (21/11/2025).
1. Kondisi ABH berangsur pulih

Budi mengatakan kondisi ABH itu sudah berangsur pulih setelah ikut terluka dalam insiden ledakan. Namun, polisi masih menunggu rekomendasi dokter untuk memeriksa pelaku
"Jadi si ABH ini, baru kemarin lepas selang makan, dua hari lalu. Artinya dia baru beradaptasi keterangan dokter, jadi dia masih beradaptasi, jadi masih ada rasa mual pusing," kata dia.
"Tapi yang paling utama, penyidik itu berkoordinasi dengan dokter psikisnya, sudah layak belum dia diminta keterangan, tapi dari dokter menyatakan itu belum. Karena dia masih bengong, terus ngomong sebentar kadang masih kayak masih belum pulih sepenuhnya," imbuhnya.
2. ABH sering mengakses dark web

Laptop milik ABH itu sudah disita penyidik Polda Metro Jaya. Selanjutnya, polisi akan melakukan digital forensik untuk mencari tahu isi laptop milik pelaku.
Densus menemukan riwayat di mesin pencarian pelaku yang kerap mengunjungi komunitas daring memuat konten kekerasan ekstrem di situs gelap atau dark web.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyebut situs yang diakses terduga pelaku memuat video atau foto-foto terkait perang, pembunuhan, hingga aksi-aksi sadis lainnya.
"Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring (terutama di forum dan situs-situs gelap) yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," kata Mayndra, Senin (10/11/2025).
3. ABH mengakses situs True Crime Community

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Eddy Hartono juga mengungkap ABH mengakses grup True Crime Community. Dalam grup itu, menurut Eddy, seseorang bisa meniru perilaku yang terjadi.
"Kalau di yang SMAN 72 diketahui Densus juga mengakses kepada grupnya, namanya TCC, True Crime Community. Jadi dia bisa meniru ide perilaku apa yang terjadi," ucap Eddy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

















