ABH Ledakan SMAN 72 Jakarta Beli Bahan Bom Secara Online

- ABH membeli bahan bom secara online
- Bahan peledak menggunakan potassium chloride
- Bom berisi paku dan ditemukan empat baterai serta alat pemicu ledakan
Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap asal usul bahan yang digunakan anak berkonflik dengan hukum (ABH) untuk merakit bom dan diledakkan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan, bahan peledak itu diduga dibeli secara online.
"Iya seperti itu (diduga dibeli online). Karena kan orang tuanya yang menerima (paket)," kata Budi, Jumat (21/11/2025).
1. ABH bilang ke keluarga bahan untuk ekstrakurikuler

ABH mengaku paket itu berisikan barang untuk keperluan ekstrakurikuler di sekolahnya. Hal ini membuat keluarga tak menaruh curiga.
"Terus kalau barang-barang paket yang diterima itu, itu kan untuk ekstrakurikuler sekolah. Jadi tidak ada kecurigaan dari keluarga juga. Kalau ke orang tuanya, ke keluarga, dia bilang untuk ekstrakurikuler, makannya disimpan sama pihak keluarga," ujarnya.
2. Bahan peledak memakai potassium chloride

Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto mengatakan, berdasarkan olah tempat kejadian perkara atau TKP, diketahui bahan utama peledakan adalah potassium chloride.
"Kemudian bahan peledak atau explosive yang kamu temukan, dengan menggunakan alat rigaku yang kami punya, itu terdeteksi potassium chloride, yang digunakan terduga," kata Henik dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
3. Bom berisi paku

Dari olah TKP ditemukan serpihan plastik berupa jeriken dan paku. Jeriken berukuran satu liter digunakan sebagai pembungkus struktur peledak dan paku digunakan untuk memberikan dampak kerusakan ledakan.
"Paku itu ada paku baja, dan paku seng, yang ada payungnya, seperti itu, yang ada berserak di dalam masjid," ujar Henik.
Untuk tenaga peledakan, ditemukan empat baterai serta alat pemicu ledakan. Namun, di masjid sebagai lokasi utama ledakan, tidak ditemukan remote untuk mengendalikan ledakan.
"Bahwa power yang digunakan oleh terduga itu menggunakan empat buah baterai A4, kemudian inisiatornya adalah electric mass, kemudian explosive-nya mengandung potassium chloride, kemudian switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remot, namun remot tidak kami temukan dalam masjid," ucap Henik.
"Kemudian casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, dan kemudian sharpnel-nya paku," imbuhnya.
















