AHY Dukung Gelar Pahlawan Soeharto, Singgung Semangat Rekonsiliasi

- Pengakuan negara terhadap jasa para presiden terdahulu merupakan tanda kedewasaan bangsa dalam melihat sejarah secara utuh dan adil.
- Ketika SBY menjabat sebagai Presiden RI, beliau memberikan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soekarno pada tahun 2012.
- Soeharto memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional karena pernah memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 di DI Yogyakarta melawan Belanda.
Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat mendukung penuh keputusan pemerintah yang berencana menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh pendahulu bangsa, termasuk Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden ke-2 Soeharto.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, keputusan ini sebagai langkah penting untuk menyatukan sejarah dan menghormati semua kontribusi besar dalam perjalanan bangsa.
Partai Demokrat menilai, keputusan ini menjadi momentum mempererat silaturahmi kebangsaan di tengah dinamika politik yang terus berkembang.
Menurutnya, semangat rekonsiliasi dan penghargaan terhadap jasa para pemimpin bangsa akan memperkokoh fondasi kebangsaan dan memperkuat optimisme menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pendahulunya. Gus Dur dan Pak Harto, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, telah memberikan sumbangsih luar biasa bagi Indonesia semasa hidupnya,” ujar AHY kepada wartawan, Minggu (9/11/2025).
1. Bagian dari tanda kedewasaan bangsa

Menurut AHY, pengakuan negara terhadap jasa para presiden terdahulu merupakan tanda kedewasaan bangsa dalam melihat sejarah secara utuh dan adil, tanpa terjebak pada perbedaan politik masa lalu.
“Setiap era memiliki tantangan dan konteksnya sendiri. Tugas kita hari ini adalah melanjutkan perjuangan mereka, memperkuat persatuan, menegakkan keadilan, dan memastikan rakyat hidup sejahtera,” kata Menko Infrastruktur dan Pembangunana Kewilayahan (IPK) itu.
2. Singgung SBY beri gelar pahlawan nasional untuk Soekarno

AHY mencontohkan, ketika pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menjabat sebagai Presiden RI, beliau juga memberikan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soekarno pada tahun 2012.
"Tentu ada pro dan kontra, tetapi Bapak SBY ketika itu melihatnya secara komprehensif melalui mekanisme yang berlaku. Sebagai manusia biasa, Bung Karno pasti ada kekurangan juga, tetapi kontribusinya kepada negara, tidak mungkin dilupakan. Itulah yang membuat Pak SBY yakin untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Karno," kata AHY.
3. Alasan Soeharto layak terima gelar pahlawan

Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, mengatakan jika Soeharto memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional. Dia pun membeberkan sejumlah pertimbangannya.
Fadli Zon menyebut Soeharto pernah memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 di DI Yogyakarta melawan Belanda. Ketika itu, pangkat Soeharto masih Letnan Kolonel.
"Dalam pengusulan, saya kira banyak (pertimbangan). Beliau (Soeharto) memimpin Serangan Umum 1 Maret. Itu sebagai contoh, 1 Maret itu serangan besar," ujar Fadli Zon di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/11).
Fadli Zon mengatakan, Serangan Umum 1 Maret merupakan perisitwa penting dalam sejarah Indonesia. Peristiwa itu juga menjadi salah satu alasan Indonesia diakui dunia.
"Itu kan menandakan Pak Harto sebagai komandan pertempuran Serangan Umum 1 Maret punya jasa di dalam kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia," kata dia.
Di samping itu, Fadli menambahkan, Soeharto pernah ikut perang di dalam dan luar negeri. Banyak jasa yang dilakukan olehnya untuk bangsa ini.
"Belum lagi operasi pembebasan Irian Barat dan lain-lain. Jadi ada, ada rinciannya. Nanti rinciannya kalau mau lebih panjang nanti saya berikan," ucap dia.


















