Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Muda Tertarik Isu Perubahan Iklim, tapi Terkendala Komunikasi

Tempat pembibitan tanaman di PPT Djarum Foundation, Kudus, Jawa Tengah. (IDN Times/Deti Mega Purnamasari)
Tempat pembibitan tanaman di PPT Djarum Foundation, Kudus, Jawa Tengah. (IDN Times/Deti Mega Purnamasari)

Jakarta, IDN Times - Chairman of Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIKI), Mahawan Karuniasa, mengatakan, minat anak muda terhadap isu perubahan sebenarnya tinggi. Namun, ada beberapa kendala yang membuat mereka kesulitan terlibat atau dilibatkan.

Salah satu kendalanya adalah soal komunikasi. Menurut dia, pemerintah dan akademisi selalu membahas perubahan iklim dengan bahasa yang sangat tinggi sehingga sulit dijangkau para anak muda.

"Komunikasi perubahan iklim, komunikasi lingkungan harus diperbaiki. Harus pandai mengubah jadi bahasa sederhana," ujar Mahawan, Senin (28/11/2022).

1. Anak muda khawatir dengan perubahan iklim

IDN Times/Aji
IDN Times/Aji

Menurut Mahawan, sebenarnya anak-anak muda di Indonesia memiliki kekhawatiran yang cukup tinggi dengan adanya isu perubahan iklim.

"Anak muda sebenarnya, keinginan, tensinya tinggi, termasuk kekhawatiran (terhadap perubahan iklim) tinggi. Jadi dia khawatir sebenarnya, ada perubahan iklim kami harus bagaimana?" kata dia.

Selain itu, minat para anak muda juga dinilainya tinggi karena isu perubahan iklim sudah menyentuh gaya hidup.

"Contohnya, asyik nih sudah bisa green product. Itu sudah modal yang bagus, tapi komunikasi pihak yang menghasilkan pengetahuan itu harus diubah," ujar dia.

2. Anak muda harus mudah diakses

Ilustrasi mahasiswa (freepik.com/drobotdean)
Ilustrasi mahasiswa (freepik.com/drobotdean)

Namun, kata dia, para anak muda juga harus mudah diakses agar mereka bisa dilibatkan dalam berbagai kegiatan antisipasi perubahan iklim.

"Jadi, anak-anak muda ini banyak, tapi mereka ada di mana? Mereka perlu bangun komunitas-komunitas dan perlu didorong untuk jangan ragu ikut komunitas," kata dia.

3. Sekolah perlu dorong terbentuknya komunitas lingkungan

Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Menurut Mahawan, agar para anak muda mudah diakses, maka pembentukan komunitas lingkungan yang dimulai dari sekolah-sekolah bisa dilakukan.

"Jadi tidak harus berbasis sekolah itu sendiri. Silakan difasilitasi guru untuk membentuknya sehingga bisa kerja sama dengan swasta, pemerintah," kata dia.

Komunitas menjadi penting karena selama ini anak-anak muda masih merasa bahwa perubahan iklim merupakan isu yang tinggi sehingga merasa belum waktunya ikut serta membahas.

Termasuk, masih banyak yang belum terikat organisasi lingkungan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Serangan Israel Terhadap Warga Palestina di Tepi Barat Naik 39 Persen

06 Sep 2025, 21:10 WIBNews