Profil dr. Aaron Simatupang, Penyelamat Santri Al Khoziny dari Reruntuhan

- dr. Aaron masuk ke TNI lewat jalur perwira prajurit karier pada 2018
- dr. Aaron berpangkat kapten dan bertugas di Yonkes I Kostrad
- dr. Aaron lakukan operasi darurat amputasi di lokasi selama 10 menit
Jakarta, IDN Times - Upaya penyelamatan terhadap para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny masih terus dilakukan hingga Sabtu (4/10/2025). Memasuki hari keenam, tim satuan tugas gabungan fokus melakukan pencarian dan pertolongan, identifikasi jenazah hingga pendampingan keluarga korban.
Salah satu yang menjadi bagian dari tim satgas gabungan adalah dr. Aaron Franklyn Simatupang. Ia menjadi sorotan lantaran mengamputasi lengan kiri santri berinisial NA di reruntuhan bangunan ponpes.
Keputusan itu diambil di bawah supervisi dr. Larona Hydravianto, Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo. Sebab, kondisi lengan kiri Ahmad tertindih beton bangunan. Tim satgas gabungan khawatir NA bisa kehilangan lebih banyak darah bila kondisinya tetap dibiarkan di bawah beton bangunan.
"Pada saat dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menunggu balok diangkat, kemudian dievakuasi, atau opsi yang kedua adalah kami melaksanakan pemotongan atau anestesi tadi,” ujar Aaron di Sidoarjo pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Berikut profiil Aaron yang merupakan dokter dari latar belakang TNI Angkatan Darat (AD)!
1. dr. Aaron masuk ke TNI lewat jalur perwira prajurit karier pada 2018

Berdasarkan informasi dari TNI Angkatan Darat (AD), dr. Aaron lahir di Jayapura pada 29 Januari 1994. Ia mulai berkarier di TNI AD melalui jalur perwira prajurit karier pada 2018. Artinya, Aaron sudah meraih gelar sarjana sebelum merintis karier sebagai prajurit TNI.
Aaron diketahui lulusan sarjana profesi kedokteran dari Universitas Methodist Indonesia, Medan. Ia menempuh studi program S1 pada 2011 lalu. Kemudian pada 2021, Aaron mengambil program magister manajemen rumah sakit (MMRS) di Universitas Langlangbuana, Bandung.
Ia kembali melanjutkan studi pada 2022 dengan mengambil program magister hukum kesehatan di Universitas Pancabudi, Medan. Aaron saat ini sedang menjalani program pendidikan dokter spesialis Ortopedi Traumatologi di Universitas Airlangga sejak 2022.
2. dr. Aaron berpangkat kapten dan bertugas di Yonkes I Kostrad

Sementara itu, saat ini dr. Aaron sudah menyandang pangkat sebagai kapten. Ia bertugas di Batalyon Kesehatan I Kostrad. Sebelumnya, ia bertugas di Batalyon Raider 323 Kostrad di Banjar, Jawa Barat.
Ia juga pernah ditugaskan sebagai bagian dari pasukan perdamaian di Lebanon melalui UNIFIL. Ia dtugaskan di sana pada 2020.
3. dr. Aaron lakukan operasi darurat amputasi di lokasi selama 10 menit

Ia menceritakan, keputusan untuk mengamputasi santri berinisial NA bukan keputusan mudah. Tetapi, keputusan amputasi di bawah reruntuhan diambil demi menyelamatkan nyawa NA. Ia melakukan anestesi lokal di lengan kiri NA.
Ia mengaku ketika itu sudah siap ikut mati lantaran lokasi operasi amputasi yang tidak ideal. Bila puing-puing reruntuhan bergeser, ia bisa ikut tertimpa.
"Pikiran saya, saya sudah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," kata dr Aaron.
Usai operasi amputasi berhasil dilakukan dalam waktu 10 menit, ia pelan-pelan membawa keluar santri NA dengan bergerak mundur.
"Kami bawa pasien dengan merayap mundur, kemudian kami amankan untuk diposisikan dibaringkan. Sebab, sebelumnya pasien dalam posisi tertelungkup. Pindahkan ke daerah yang memungkinkan membawa masuk stretcher untuk dievakuasi lebih lanjut ke sarana kesehatan lanjutan," tutur dia.
Kini santri NA dalam kondisi sehat. Ia saat ini dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo.