Banyak Proyek Ambruk, Begini Tanggapan Ikatan Arsitek Indonesia

Surabaya, IDN Times - Ambruknya beberapa konstruksi bangunan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir disoroti oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Ketua IAI Jatim, Maztri Indrawanto melihat kejadian tersebut merupakan bisa terjadi karena faktor manusia dan konstruksi. Maztri berharap agar kontraktor proyek nantinya lebih teliti dalam pengerjaan proyek.
Seperti diketahui, kejadian ambruknya konstruksi bangunan terbaru terjadi pada grider Tol Becakayu. Kejadian ini membuat setidaknya tujuh pekerja mengalami luka-luka.
1. IAI menduga perencanaan proyek gegabah

Maztri mengatakan bahwa proses konstruksi bangunan tidak hanya aspek arsitektural melainkan konstruksi sipil maupun mekanikal. Ia menduga robohnya beberapa konstruksi bangunan dikarenakan perencanaan yang gegabah.
2. Pengerjaan tak sesuai perencanaan

Selain melihat proses perencanaan, Maztri juga menilai robohnya konstruksi bisa disebabkan pengerjaan yang tak sesuai dengan perencanan. "Pengerjaan ataupelaksanaan harus sesuai dengan gambar desain yang ada. Wajib itu," ujarnya, Selasa (20/2).
Selain itu, pengawasan juga harus dilakukan dengan cermat."Ini saya rasa pengawasan juga menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal ini bisa jadi pengawasan kurang."
3. Desak adanya PP agar arsitek bisa lakukan standardisasi

Sebenarnya, lanjut Maztri, ada sebuah regulasi yang bisa meminimalisir kejadian seperti itu. Salah satunya adalah Undang-undang Nomor 6 Tahun 2017. Tetapi, undang-undang tersebut hanya mengatur terkait profesi arsitek.
Sayangnya, dalam Undang-undang itu tak memberikan keleluasaan bagi arsitek untuk menerapkan standar yang mereka rekomendasikan. Untuk itu, perlu dibuat Peraturan Pemerintah untuk mendukung Undang-undang tersebut. "PP itu bisa jadi pedoman untuk arsitek menetapkan standar bangunan proyek."