Bayi Panda Raksasa Lahir di TSI Bogor, Jadi Kado Konservasi Indonesia

- Proses reproduksi super ketat, panda betina hanya subur 24–72 jam. Tim TSI menerapkan pendekatan ilmiah berstandar internasional untuk keberhasilan reproduksi.
- Kondisi bayi panda stabil, dipantau 24 jam. Bayi panda dalam kondisi stabil dengan indikator perkembangan awal yang sangat baik.
- Diberi nama oleh Presiden Prabowo Satrio “RIO”. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi memberi nama Satrio “RIO” kepada bayi panda tersebut.
Bogor, IDN Times - Kabar membahagiakan datang dari Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor. Seekor bayi panda raksasa resmi lahir pada 27 November 2025, menandai tonggak baru dalam sejarah konservasi satwa di tanah air.
Kelahiran ini menjadi pencapaian monumental bagi Indonesia, apalagi mengingat populasi panda raksasa dunia hanya sekitar 1.900 individu. Bayi ini lahir dari pasangan panda Huchun dan Caitao yang didatangkan ke Indonesia tahun 2017 melalui program kerja sama konservasi dengan Tiongkok.
“Kelahiran ini adalah anugerah besar dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Ini simbol kemajuan kerja sama konservasi internasional kami,” ujar Corporate Communication Manager
Trully Erlynda dalam keterangannya, Senin (8/12/2025).
Trully juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Tiongkok dan tim ilmiahnya yang mendampingi proses reproduksi hingga kelahiran.
1. Proses reproduksi super ketat, panda betina hanya subur 24–72 jam

Keberhasilan ini tidak terjadi begitu saja. Tim TSI menerapkan pendekatan ilmiah berstandar internasional, mulai dari pemantauan hormon presisi tinggi, observasi perilaku, hingga standar kesejahteraan satwa yang ketat.
“Jendela masa subur panda sangat sempit. Tanpa pemantauan sains yang ketat, keberhasilan reproduksi hampir mustahil,” jelas Trully.
Pada 30 November, kata dia, para spesialis nursery dari Panda Center Tiongkok tiba untuk memastikan fase awal perawatan bayi berlangsung optimal.
2. Kondisi bayi panda stabil, dipantau 24 jam

Saat ini, Trully menjelaskan, bayi panda dalam kondisi stabil dengan indikator perkembangan awal yang sangat baik: vokalisasi kuat, pola menyusu efektif, dan kenaikan berat badan konsisten. Dalam 30–60 hari ke depan, ia diprediksi mulai membuka mata, mengatur suhu tubuh, hingga tumbuh bulu.
“Kami memprioritaskan kesehatan induk dan bayi. Untuk saat ini, publik belum bisa mengakses area perawatan,” jelas Trully.
Ia menyebut, para ahli dari China Conservation and Research Centre for the Giant Panda (CCRCGP) juga tetap berada di Indonesia untuk pendampingan teknis.
3. Diberi nama oleh Presiden Prabowo Satrio “RIO”

Pada 4 Desember 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi memberi nama Satrio “RIO” kepada bayi panda tersebut. Nama ini bermakna “ksatria” atau “pahlawan”, melambangkan harapan serta ketangguhan dalam upaya perlindungan spesies langka.
“Nama RIO mencerminkan komitmen Indonesia dan Tiongkok dalam menjaga spesies yang terancam punah,” ungkap Presiden Prabowo.
Dengan lahirnya RIO, Indonesia kini sejajar dengan negara ASEAN lain yang berhasil menyambut kelahiran panda mengukuhkan TSI sebagai lembaga konservasi kredibel yang berorientasi masa depan.

















