Gubernur Jabar Akan Fasilitasi Pertemuan TSI dengan Pemain OCI

- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan pentingnya pendekatan personal dalam menangani kasus dugaan eksploitasi mantan pemain OCI.
- Mantan pekerja OCI kehilangan identitas dan mengalami tekanan psikologis serta tidak terdaftar sebagai karyawan resmi.
- Taman Safari Indonesia diminta menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk memperbaiki manajemen dan tata kelola SDM.
Bogor, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan pentingnya pendekatan personal dalam menangani kasus dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI), yang pernah tampil di Taman Safari Indonesia (TSI).
Meski secara hukum kasus ini telah dihentikan (SP3), ia mendorong dialog dan rekonsiliasi sebagai solusi yang lebih manusiawi.
Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi yang dikenal dengan sapaan Jaro Ade, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor mendukung segala upaya mediasi dan penyelesaian persoalan kasus OCI dan TSI oleh Gubernur Jawa Barat.
Jaro Ade menghadiri rakor pembahasan kasus tersebut bersama Gubernur Jabar di Balai Kota Depok, Selasa (29/4/25).
“Kami percaya, jika Pak Gubernur hadir untuk memfasilitasi, tentu mempertimbangkan semua aspek, terutama sisi kemanusiaan. Kami sangat mengapresiasi perhatian Beliau,” ujarnya.
1. Rencana pertemuan antar pihak untuk mediasi kekeluargaan

Menurut Dedi Mulyadi, para mantan pekerja OCI tidak hanya kehilangan pekerjaan, tapi juga identitas dan mengalami tekanan psikologis.
Mereka disebut tidak tercatat sebagai karyawan resmi, sehingga tidak mendapat perlindungan hukum atau jaminan sosial yang semestinya.
Dedi menyampaikan, akan memfasilitasi pertemuan antara pihak TSI dengan para mantan pemain OCI. Tujuannya adalah menjembatani komunikasi agar persoalan bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa memperpanjang konflik ke ranah hukum.
"Menurut pihak Taman Safari Indonesia, secara hukum kasus sudah selesai. Tapi kami ingin ada pendekatan yang lebih personal. Kami berencana mempertemukan pihak keluarga Taman Safari Indonesia dengan para mantan pekerja OCI yang merasa kehilangan identitas, mengalami tekanan psikologis, dan tidak terdaftar sebagai karyawan resmi," jelasnya.
2. TSI diminta perbaiki tata kelola dan tingkatkan standar pelayanan

Sebagai ikon wisata Jawa Barat, Taman Safari Indonesia diminta menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk memperbaiki manajemen dan tata kelola SDM.
Pemerintah juga mengingatkan pentingnya membedakan antara persoalan pribadi dan institusional agar nama baik pariwisata tidak ikut tercoreng.
"InsyaAllah nanti ada solusi yang sifatnya personal. Kalau hanya mengandalkan aspek normatif, gugat menggugat ini tidak akan selesai," kata Dedi.
3. Jadi pembelajaran penting

Wakil Bupati Bogor, Jaro Ade, menyampaikan keprihatinannya atas persoalan yang saat ini melibatkan pengelola Taman Safari Indonesia. Dalam pernyataannya ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Bogor, baik secara pribadi maupun kelembagaan bersama Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, turut prihatin dan menghormati proses hukum yang tengah berlangsung.
“Kami memahami bahwa persoalan ini merupakan persoalan pribadi yang sudah terjadi cukup lama. Kami pun tidak mengetahui secara utuh duduk perkaranya, sehingga kami menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah,” ungkap Jaro Ade.
Ia juga menegaskan bahwa kasus ini menjadi pembelajaran penting, tidak hanya bagi Taman Safari Indonesia, tetapi juga bagi seluruh pengelola tempat wisata di Kabupaten Bogor.