Berdayakan Penyandang Disabilitas, Kemkomdigi Gelar Kompetisi TIK Nasional

- Meutya Hafid menyampaikan, penyandang disabilitas memiliki kekuatan untuk mengubah arah dunia melalui inovasi dan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
- Kompetisi TIK Nasional membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk berkompetisi secara setara dalam dunia kerja.
- Menjadi gerakan sosial agar tidak ada warga yang tertinggal di era digital
Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong pemberdayaan penyandang disabilitas melalui penyelenggaraan Kompetisi TIK Nasional. Penyelenggaraan kompetisi tersebut dilakukan melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Jakarta, pada Jumat (22/8/2025).
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan, kompetisi tersebut dilakukan untuk menghadirkan semangat inklusivitas terkait teknologi yang bukan hanya untuk sebagian kelompok, melainkan milik semua.
"Kemkomdigi membuka kesempatan bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas untuk berkarya dan memajukan bangsa di era digital," kata Meutya dalam siaran pers Kemkomdigi, dikutip Sabtu (23/8/2025).
1. Penyandang disabilitas bisa hasilkan inovasi yang luar biasa

Meutya menyampaikan, menyandang disabilitas tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk menghasilkan inovasi dan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dia menyampaikan kisah seorang penyandang disabilitas tuli bernama Vint Cerf, yang menjadi salah satu penemu protokol Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).
"Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa penyandang disabilitas terbukti memiliki kekuatan untuk mengubah arah dunia," tandasnya.
Selain itu, dia menyampaikan, transformasi digital yang dilakukan oleh Kemkomdigi membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk berkompetisi secara setara dalam dunia kerja.
2. Menjadi gerakan sosial agar tidak ada warga yang tertinggal di era digital

Meutya juga menyampaikan, kompetisi tersebut sejalan dengan tema HUT ke-80 RI. "Persatuan hadir ketika seluruh elemen bangsa membuka ruang bagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas," kata dia .
Dia juga menyebutkan, transformasi digital Indonesia menjadi sebuah gerakan sosial agar tidak ada warga yang tertinggal dalam era digital.
3. Kompetisi yang diikuti oleh 2.600 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia

Diketahui, Kompetisi TIK Nasional bagi penyandang disabilitas tersebut diselenggarakan setiap 2 tahun sekali.
Pada 2025 ini, kompetisi terdiri dari empat kategori, yaitu Content Creator, Digital Marketing, Digital Office, dan Digital Public Relation yang diikuti oleh 2.600 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.