Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bertambah, 54 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang dan Longsor di NTT

Tim SAR menggendong seorang korban banjir bandang saat dievakuasi di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (14/7/2020). ANTARA FOTO/Hariandi Hafid

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tanah longsor di Desa Nele Lamadiken, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Hingga Minggu (4/4/2021) malam tercatat 54 orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam ini.

"Jumlah korban longsor yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa hingga Minggu sore, ada 54 orang dari sebelumnya 20 orang, sementara ini upaya pencarian masih terus berlangsung di lapangan," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli dikutip dari ANTARA, Minggu (4/4/2021).

1. Hujan deras berlangsung lama

Ilustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Tanah longsor di Desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng terjadi pada Minggu, sekitar pukul 01.00 Wita, ketika daerah setempat diguyur hujan deras serta angin kencang yang berlangsung cukup lama.

Ia mengatakan kondisi cuaca ekstrem tersebut mengakibatkan banjir dan tanah longsor, hingga membuat kayu dan batu besar terseret dan menghantam pemukiman warga desa.

2. Barang berharga warga setempat juga ludes

Ilustrasi foto dampak banjir. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Selain menelan korban jiwa, puluhan rumah di Desa Nele Lamadiken beserta berbagai barang berharga milik warga setempat juga ludes diterjang longsor.

Ia mengatakan saat ini upaya pencarian korban masih terus berlangsung di lapangan, oleh petugas dengan dukungan berbagai elemen masyarakat setempat.

"Ada korban meninggal juga yang ditemukan di Desa Nobo yang berada di area bawah Desa Nele Lamadiken karena terseret banjir," katanya.

3. Korban banjir bandang terjadi di sejumlah titik

Ilustrasi banjir bandang (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Agustinus mengatakan korban banjir bandang yang terjadi di titik lain, yaitu wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur yang ditemukan meninggal juga bertambah satu orang, sehingga menjadi empat orang.

Ia menambahkan pemerintah daerah bersama berbagai elemen masih terus bergerak di lapangan untuk menanggulangi dampak bencana, baik pencarian dan evakuasi korban, maupun penanganan korban yang selamat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us