Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BMKG Waspadai Bibit Siklon di Perairan Selatan Indonesia Jelang Nataru

Petugas TNI dan Polri tengah melintas endapan lumpur akibat banjir bandang untuk proses evakuasi di Palembayan, Kabupaten Agam.
Petugas TNI dan Polri tengah melintas endapan lumpur akibat banjir bandang untuk proses evakuasi di Palembayan, Kabupaten Agam. (IDN Times/Halbert Caniago)
Intinya sih...
  • BMKG waspada bibit siklon di perairan selatan Indonesia menjelang Nataru
  • Cuaca di Sumatra didominasi hujan siang-malam hari, BMKG gelar operasi modifikasi cuaca
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewaspadai potensi terbentuknya bibit siklon di perairan selatan Indonesia dalam waktu dekat.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengatakan, fokus pemantauan kini diarahkan pada wilayah selatan Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua bagian selatan, terutama menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Kita waspadai sekarang adalah di bagian selatan Indonesia. Karena ada kemungkinan bibit siklon itu akan terbentuk di perairan selatan dari Indonesia," kata Faisal di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

1. Cuaca di Sumatra didominasi hujan siang-malam hari

Petugas kepolisian bersama warga sedang melakukan proses evakuasi di bangunan yang runtuh akibat banjir bandang di Palembayan, Kabupaten Agam, Senin (1/12/2025)
Petugas kepolisian bersama warga sedang melakukan proses evakuasi di bangunan yang runtuh akibat banjir bandang di Palembayan, Kabupaten Agam, Senin (1/12/2025). (IDN Times/Halbert Caniago)

Sementara itu, kata dia, pola cuaca di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat hingga awal Desember masih didominasi hujan pada siang hingga malam hari dengan intensitas ringan hingga sedang.

Namun, potensi pembangkitan bibit siklon di selatan Indonesia menjadi perhatian utama karena dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem pada beberapa wilayah. Menurut BMKG, intensifikasi pemantauan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan cepat dinamika atmosfer dan memastikan peringatan dini dapat disampaikan tepat waktu.

"Kami juga lebih fokus untuk memprediksi terjadinya terbangkitnya bibit siklon di bagian selatan dari Indonesia. Itu yang akan kita hadapi di mendekati Nataru nanti," kata Faisal.

2. BMKG gelar operasi modifikasi cuaca

Sekelompok anak sedang memandang ke arah Sungai Batang Nanggang yang meluap saat banjir bandang di Palembayan, Kabupaten Agam, Kamis (27/11/2025).
Sekelompok anak sedang memandang ke arah Sungai Batang Nanggang yang meluap saat banjir bandang di Palembayan, Kabupaten Agam, Kamis (27/11/2025). (IDN Times/Halbert Caniago)

Adapun terkait banjir Sumatra, BMKG mengatakan, sudah melakukan operasi modifikasi cuaca di daerah terdampak banjir, seperti Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh.

Faisal mengatakan, terdapat lima pesawat yang dikerahkan dalam operasi ini yang dilakukan di Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Minangkabau (Padang), dan Kualanamu.

Menurut dia, operasi dilalakukan dengan dua metode, yakni BMKG memodifikasi dengan menghujankan di tempat aman seperti laut atau mencegah hujannya tidak terjadi.

"Jadi ada dua, kita menghujankan di tempat yang sekiranya aman seperti di laut, atau kita buat hujannya tidak terjadi. Ini masih kita laksanakan di 3 bandara itu," kata dia.

3. Basarnas klaim sudah tak ada daerah terisolasi

Petugas TNI dan Polri tengah melintas endapan lumpur akibat banjir bandang untuk proses evakuasi di Palembayan, Kabupaten Agam.
Petugas TNI dan Polri tengah melintas endapan lumpur akibat banjir bandang untuk proses evakuasi di Palembayan, Kabupaten Agam. (IDN Times/Halbert Caniago)

Sebelumnya, Basarnas mengungkapkan, sudah tidak ada lagi wilayah terisolasi pascabanjir bandang di beberapa daerah Sumatra.

Hal itu disampaikan Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta ketika ditanya kabar wilayah Tamiang, Singkil di Aceh, yang masih terisolasi.

“Daerah terisolasi sebenarnya, saat ini sudah terbuka, kalau misalnya ada, berarti kan ada laporan, saat ini sudah tidak ada laporan tentang itu,” kata Syafii, Selasa.

Syafii mengatakan, Basarnas tetap memaksa masuk ke daerah-daerah terisolasi untuk mencari orang hilang. Daerah yang terisolasi tidak ada sarana perhubungan, sehingga Tim SAR gabungan belum masuk ke daerah itu.

"Jadi, terkait dengan kemarin ada beberapa daerah yang terisolasi. Jadi bukan karena kita tidak masuk ke sana, tapi daerah yang terisolasi ini mereka tidak memiliki sarana perhubungan untuk menginformasikan, sehingga Tim SAR gabungan belum masuk ke daerah itu. Sehingga ada penambahan jumlah korban yang akan kita cari,” ucap Syafii.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

BNPB: Akses Medan–Aceh Tamiang Terbuka Penuh Besok

02 Des 2025, 17:04 WIBNews