CEK FAKTA: Ganjar Sebut Tak Ada Terorisme di 2023, Benarkah?

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyebut aksi terorisme relatif tidak ada di tahun 2023. Ganjar menyampaikan informasi ini dalam debat Pilpres ketiga yang digelar Minggu malam, 7 Januari 2024.
"Saya mengapresiasi umpama dalam konteks terorisme 2023 relatif tidak ada. Kita berikan apresiasi itu kepada Kepolisian," ujarnya.
Bagaimana faktanya?
Dilansir dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepala BNPT Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel menyampaikan, sepanjang tahun 2023 serangan teror dengan kekerasan oleh jaringan terorisme tidak terjadi di Indonesia.
"Sepanjang tahun 2023 Alhamdulillah tidak ada terjadi serangan teror dengan kekerasan oleh jaringan terorisme dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan situasi keamanan Indonesia semakin membaik," ungkap Mohammed Rycko Amelza Dahniel.
BNPT, ujarnya, berkomitmen melawan berkembangnya paham dan aksi terorisme sesuai mandat Undang-Undang nomor 5 tahun 2018 melalui peningkatan public awareness (kesadaran masyarakat), public engagement (keterlibatan masyarakat). Dijelaskan, strategi nasional tersebut diimplementasikan melalui Perpres 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) yang dilaksanakan secara kolaboratif di bawah koordinasi BNPT dengan Sekber yang melibatkan 44 Kementerian/Lembaga untuk melaksanakan 3 pilar penanggulangan terorisme.
Meski BNPT mengklaim tidak ada aksi teror dengan kekerasan, data Kepolisian Republik Indonesia, selama Januari-Oktober 2023, Densus 88 telah menangkap 104 tersangka teroris, dan 59 di antaranya ditangkap pada Oktober.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar pada Kamis 2 OKtober 2023, mengatakan, kasus terorisme pada 2023 menurun jika dibandingkan dua tahun sebelumnya. Dari data yang dibagikan Aswin, Densus 88 menangkap 370 teroris pada 2021. Sebanyak 248 teroris ditangkap pada 2022.
Aswin juga menekankan, tidak ada peningkatan eskalasi terhadap ancaman keamanan dalam negeri khususnya dari kelompok teror di Indonesia sepanjang 2023. Dia menekankan penangkapan tersangka terorisme yang dilakukan merupakan tindakan pencegahan dan antisipasi ancaman teror. "Ini Densus bisa memastikan bahwa tidak ada perubahan eskalasi ancaman yang harus kita khawatirkan," tuturnya.