Cerita Si Doel, Adiknya Atun Diamputasi Tapi Tetap Tegar

- Dukungan keluarga menjadi kunci kesembuhan
- Pentingnya dukungan sosial dalam menghadapi penyakit
- TBC lebih parah daripada COVID-19 jika tidak ditangani dengan disiplin
Jakarta, IDN Times – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno alias Doel menuturkan kisah inspiratif Suti Karno atau yang akrab disapa Atun yang tetap tegar dan berdaya setelah menjalani amputasi akibat diabetes. Kisah itu disampaikan Rano saat kunjungan ke Kampung Siaga TBC RW 5 Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (23/10/2025).
“Introducing aja kalau sekarang ketemu si Atun, pasti kaget. Si Atun nih kakinya udah dipotong, udah amputasi. Kena gula. Jadi sekarang malah dia jadi apa? Jadi Ketua Yayasan Disabilitas,” ujar Rano.
1. Dukungan keluarga menjadi kunci

Rano mengatakan, dukungan keluarga menjadi kunci kesembuhan dan semangat hidup bagi siapa pun yang tengah diuji dengan penyakit. Ia mengaku sudah mendukung sang adik jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
“Ya mau nggak mau si Doel pasti ngedukung adeknya dong. Saya ngedukung sebelum jadi Wakil Gubernur. Bayangin, kalau dia nggak dipotong, ya siapa sih, Mak, yang mau dipotong? Tapi dokter bilang nggak ada cara lain kecuali dipotong,” tuturnya.
2. Pentingnya dukungan sosial

Ia mengisahkan bagaimana keluarga sempat dihadapkan pada keputusan sulit soal batas amputasi.
“Apa cuma cukup di sini? Nggak, harus sampai mata kaki. Siap nggak kita begitu? Belum tentu. Nah, di situlah dukungan pertama kali keluarga,” tambahannya.
Rano menilai, pengalaman itu menjadi pengingat pentingnya kekuatan mental dan dukungan sosial dalam menghadapi penyakit.
“Allah tidak akan mencoba kita karena Allah tahu kemampuan kita. Jadi kalau ada keluarga yang kena, itu harus dijaga betul,” ujarnya.
3. TBC lebih parah daripada COVID-19

Dalam kesempatan itu, Rano juga menyinggung soal penyakit TBC yang menurutnya masih sering diabaikan masyarakat, padahal lebih berbahaya dari COVID-19 jika tidak ditangani dengan disiplin.
“TBC penyakit lama, tapi sering diabaikan. Pengobatannya lama, enam bulan. Kalau baru sebulan terus putus, harus ulang lagi dari awal. Tapi semua bisa sembuh,” tegasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri dan memanfaatkan pengobatan gratis di puskesmas.