Dari Balik Jeruji, Tumbuh Harapan Lewat Karya di Panggung IPPA Fest

- Semangat berubah di balik tembok yang tinggi lembaga pemasyarakatan Agus menyebut IPPA Fest bukan hanya ajang seremonial atau pameran biasa, tapi ruang kolektif untuk membangun kesadaran baru. Bahwa keadilan tidak hanya soal hukuman, tapi juga kesempatan untuk bangkit.
- Mengangkat martabat lewat karya dan kolaborasi Tak hanya menampilkan produk, festival ini menjadi simbol pengakuan atas nilai estetik dan ekonomi dari karya para warga binaan. Menurut Agus, kegiatan ini juga bisa menjadi awal bagi kolaborasi yang lebih luas.
- Menumbuhkan industri kreatif dari balik jeruji Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menyampaikan bahwa IPPA Fest tidak hanya tentang
Jakarta, IDN Times – Di balik tembok tinggi lembaga pemasyarakatan, ada cerita yang jarang terdengar yakni soal tentang harapan, keterampilan, dan tekad untuk berubah. Semua itu kini ditampilkan dalam agenda Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPA Fest) 2025 dibuka di Pantai Indah Kapuk 2, Kabupaten Tangerang, Jumat (8/8/2025). Program dari Direktorat Jenderal Pemasyarakat ini menghadirkan karya para Warga Binaan Pemasyarakat (WBP) yang punya daya saing dan estetika.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa warga binaan yang ada di Rutan dan Lapas adalah merupakan bagian daripada bangsa ini. IPPA Fest adalah panggung yang menunjukkan kepada publik bahwa perubahan itu mungkin, bahwa hasil karya mereka bukan hanya layak diapresiasi tetapi juga berdaya saing," kata Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, dalam sambutannya.
Festival dibuka dengan hangat oleh Tari Janger Bali dari warga binaan Lapas Perempuan Tangerang, jadi napas kebudayaan dan semangat hidup terus menyala di balik jeruji.
1. Semangat berubah di balik tembok yang tinggi lembaga pemasyarakatan

Agus menyebut IPPA Fest bukan hanya ajang seremonial atau pameran biasa, tapi ruang kolektif untuk membangun kesadaran baru. Bahwa keadilan tidak hanya soal hukuman, tapi juga kesempatan untuk bangkit.
"IPPA Fest bukan sekadar sebuah ajang selebrasi seni atau hasil karya tangan, lebih dari itu IPPA Fest adalah jendela peradaban yang mengajak kepada kita semua, melihat bahwa di balik tembok yang tinggi lembaga pemasyarakatan, tumbuh semangat, keterampilan dan tekad untuk berubah," kata dia.
2. Mengangkat martabat lewat karya dan kolaborasi

Tak hanya menampilkan produk, festival ini menjadi simbol pengakuan atas nilai estetik dan ekonomi dari karya para warga binaan. Menurut Agus, kegiatan ini juga bisa menjadi awal bagi kolaborasi yang lebih luas.
"Serta menciptakan peluang ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," katanya.
Fashion show karya warga binaan jadi salah satu sorotan, penuh warna, desain, dan cerita. Diiringi lantunan musik dari band warga binaan Lapas Gunung Sindur, suasana terasa hangat dan menyentuh.
3. Menumbuhkan industri kreatif dari balik jeruji

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, menyampaikan bahwa IPPA Fest tidak hanya tentang pameran, tapi juga ajang mempromosikan potensi ekonomi warga binaan yang telah dibina.
"IPPA Fest menjadi ajang mempromosikan sekaligus mendorong kewirausahaan dan industri kreatif melalui 7.519 produk UMKM dan 120 lukisan hasil karya Warga Binaan. Ada pula layanan informasi dan kesehatan, Griya Abhipraya, dan peragaan batik produk Warga Binaan,” kata dia.
Tak hanya itu, Zul Zivilia tampil menyanyikan lagu-lagu hits bersama band Lapas Gunung Sindur, membuktikan bahwa talenta tak pernah hilang, hanya menunggu panggung yang tepat untuk bersinar.
Sebelumnya, IPPA Fest juga sukses digelar di Lapangan Banteng, Jakarta, pada 21–23 April 2025. Tahun ini, semangat itu dibawa lebih jauh lagi.
Hadir pula Wakil Menteri HAM RI Mugiyanto dan Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Dewi Asmara.