Komunikasi Jadi PR Pemerintahan Prabowo di 2026

- Gaya komunikasi pemerintah perlu dibenahi
- Soroti lembaga dan kementerian yang harusnya bisa menjaga komunikasi pemerintah
- Masih ada waktu untuk berbenah
Jakarta, IDN Times - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai komunikasi jadi salah satu pekerjaan rumah alias PR yang perlu dibenahi pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto pada 2026.
Hal itu disampaikan Hendri saat menggelar bedah buku miliknya bertajuk Riuh-Riuh Komunikasi: Momentum Politik dan Aktivitas Media Sosial di Trinity Tower, Jakarta, Kamis (18/12/2025). Dalam buku ini, dia turut membahas bagaimana komunikasi pemerintah di era Prabowo.
Hendri memberikan contoh buruknya komunikasi yang terjadi di pemerintahan Prabowo. Misalnya, soal anggapan bencana yang terjadi di Sumatra tidak separah yang digembor-gemborkan media sosial. Belum lagi pernyataan Prabowo soal potensi sawit ditanam di Papua yang diungkapkan saat bencana Sumatra belum pulih.
"Menurut saya, akhirnya jadi berat. Saat Pak Prabowo menyampaikan sesuatu, kemudian netizen melalui media sosial menyampaikan fakta yang lain. 'Ini lho, Bener Meriah nih masih kayak gini'. 'Eh, ini lho Aceh Tamiang masih kayak gini'. Sementara kan Pak Prabowo tuh sudah bicara tentang kelapa sawit lagi di Papua," kata dia kepada awak media.
1. Gaya komunikasi pemerintah perlu dibenahi

Hendri mengatakan, apabila gaya komunikasi pemerintahan Prabowo dibenahi, bukan tidak mungkin kehidupan berbangsa akan menjadi lebih baik di 2026, dengan potensi tingkat kepercayaan masyarakat semakin meningkat. Dia menyinggung momen Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menyebut listrik di Aceh sudah nyala 93 persen. Padahal kenyataan di lapangan tidak demikian.
"Jangan sampai kemudian juga pemerintah overpromising. '93 persen akan nyala listrik.' tahunya nggak, gitu kan. Akhirnya bikin masyarakat marah ya. Jadi artinya komunikasi ini jadi hal yang sangat penting," kata Hendri.
2. Soroti lembaga dan kementerian yang harusnya bisa menjaga komunikasi pemerintah

Hendri menyayangkan lembaga maupun kementerian yang seharusnya bisa menjaga komunikasi pemerintah dengan masyarakat justru gagal. Dia menyinggung sosok Hasan Nasbi yang pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO).
"Sayangnya di era Pak Prabowo, bahkan petugas-petugas yang harusnya berkomunikasi pun itu tidak berkomunikasi. Bahkan, ada yang sudah dipecat jadi petugas komunikasi, dia malah lebih sering berkomunikasi setelah dipecat," ujarnya.
Di samping itu, pemerintah saat ini memiliki Menkomdigi dan Bakom yang seharusnya bisa dimaksimalkan.
"Kan sudah ada lembaga khususnya. Ada Menkomdigi, ada Bakom, kan harusnya mereka tuh. Karena Pak Prabowo kan paling tinggi nih. Jika Pak Prabowo sampai salah ngomong kan nggak bisa ada yang mengubah. Misalnya Pak Prabowo bicara tentang sawit di Papua, kan akhirnya dipelintir-pelintir, 'wah ini belum beres nih, lagi sawit Papua'. Tapi kalau kemudian orang-orang komunikasinya itu lebih proaktif gitu ya, pasti tidak akan ada hal-hal seperti ini lagi," tutur Hendri.
3. Masih ada waktu untuk berbenah

Hendri menegaskan, masih ada waktu bagi pemerintahan Prabowo untuk membenahi gaya komunikasi. Mengingat, masa jabatan Prabowo masih berlangsung selama empat tahun ke depan.
"Jadi, menurut saya itu ada banyak kekurangannya dan saya yakin pasti bisa dibenahi. Ini kan Pak Prabowo baru satu tahun. Jadi masih ada empat tahun lagi membenahi komunikasi supaya publik lebih enak menerima pesan-pesan dan kenyataan. Yang sesungguhnya dari presiden kan juga lebih bagus, citranya juga lebih bagus," tutur dia.
Dia tak memungkiri, sebenarnya hubungan Prabowo dengan presiden sebelumnya relatif lebih baik. Sebagai contoh, buruknya hubungan Presiden Pertama RI, Sukarno dengan Presiden Kedua RI, Soeharto. Kemudian, Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Maupun, tidak akrabnya SBY dengan Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo.
"Prabowo tuh komunikasi ke mantan-mantan Presiden kan bagus. Harusnya itu juga bisa ditiru. Bukan hanya komunikasi ke mantan, tapi ke rakyat," kata Hendri.
















