Dari Langit ke Ladang, Lanud Atang Sendjaja Panen 3,7 Ton Jagung

- Panen 3,7 ton jagung manis madu di SENA Point, Bogor
 - Sebagian hasil panen digunakan untuk kebutuhan dapur SPPG MBG
 - Sisa batang jagung diolah menjadi pakan domba dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bogor
 
Jakarta, IDN Times – Di bawah teduh langit Bogor, tak hanya deru mesin pesawat yang bergema dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Atang Sendjaja, tapi juga semerbak wangi tanah dan jagung manis madu yang baru saja dipanen.
Panen tersebut menjadi saksi bagaimana tangan-tangan prajurit udara menanam harapan di bumi, bukan hanya menjaga langit.
1. Panen 3,7 ton jagung manis madu

Panen perdana ini berlangsung di kawasan Sentra Edukasi Nutrisi dan Agrikultur (SENA) Point, Bogor.
Dari lahan seluas 3.000 meter persegi, lahirlah 3,7 ton jagung manis madu, buah dari komitmen Lanud Atang Sendjaja untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional.
2. Sebagian hasil panen dipakai untuk kebutuhan SPPG MBG

Danlanud Atang Sendjaja, Marsma TNI A F Picaulima, menyebut sebagian dari hasil panen jagung akan dipakai untuk kebutuhan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyuplai program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Sebagian hasil akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Dapur 1 dan Dapur 2 SPPG Lanud Atang Sendjaja, sementara sisanya akan didistribusikan ke pasar-pasar sekitar Lanud untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat,” ujar dia.
3. Dari sisa batang jadi pakan, tak ada yang terbuang

Tak berhenti di panen, Lanud Atang Sendjaja juga menerima bantuan alat pencacah dari Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Perikanan dan Peternakan.
Alat ini akan digunakan untuk mengolah batang dan daun jagung menjadi pakan domba—baik langsung maupun lewat proses silase. Dari sini, tak ada yang sia-sia. Di mana setiap batang, setiap helai daun, berubah jadi sumber kehidupan baru.
Kehadiran Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Nurhayati, menambah makna di hari panen itu. Sinergi antara TNI AU dan pemerintah daerah terasa nyata—dua kekuatan yang berbeda, tapi berpadu dalam satu misi, yakni mewujudkan kemandirian pangan.


















