Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Data Kemenag: 3 Tahun Terakhir Angka Pernikahan Anak Turun Drastis

Ilustrasi pernikahan dini. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi pernikahan dini. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Dalam tiga tahun terakhir, data Kemenag menunjukkan, pada 2022 terdapat 8.804 pasangan, lalu turun menjadi 5.489 pasangan pada 2023, dan kembali menurun menjadi 4.150 pasangan pada 2024.
  • Banyak peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko pernikahan anak yang rentan terhadap risiko serius.
  • Harapan Kemenag terhadap generasi muda agar lebih siap berkeluarga dengan program BRUS yang dapat menambah kesadaran publik.

Jakarta, IDN Times - Angka perkawinan anak menurun dratis sejak 2022 hingga 2024. Hal ini diketahui dari data Kementerian Agama (Kemenag). Karena itu, Kemenag terus mengupayakan program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) bagi siswa jenjang SMP hingga SMA.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menegaskan pentingnya program BRUS yang berbekal wawasan seputar pernikahan.

1. Dalam 3 tahun terakhir, jumlah pasangan di bawah usia 19 tahun turun drastis

Ilustrasi grafik penurunan penjualan (Unsplash_Getty Images)
Ilustrasi grafik penurunan penjualan (Unsplash_Getty Images)

Data Kemenag menunjukkan, dalam tiga tahun terakhir yakni pada 2022 terdapat 8.804 pasangan, lalu turun menjadi 5.489 pasangan pada 2023, dan kembali menurun menjadi 4.150 pasangan pada 2024.

Program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dianggap menjadi faktor penting dalam mencegah perkawinan anak.

"Melalui BRUS, kami menanamkan pemahaman kepada remaja tentang pentingnya kesiapan mental, emosional, dan sosial sebelum memasuki usia pernikahan. Ini langkah strategis dalam membangun keluarga yang berkualitas sejak dari hulunya," ujar Abu Rokhmad di Jakarta, dikutip dari situs kemenag.go.id, Minggu (13/7/2025).

2. Kesadaran masyarakat terhadap risiko pernikahan anak meningkat

Ilustrasi kesadaran masyarakat sebagai kunci kesiapan (freepik.com/freepik)
Ilustrasi kesadaran masyarakat sebagai kunci kesiapan (freepik.com/freepik)

Abu Rokhmad mengungkapkan, keberhasilan program ini ditandai dengan kesadaran masyarakat terhadap pernikahan anak yang rentan terhadap risiko serius.

"Kami butuh dukungan lebih kuat dari sekolah, keluarga, tokoh agama, dan masyarakat untuk terlibat dalam mengedukasi remaja. Ini bukan hanya tugas Kemenag, tapi tanggung jawab bersama," pungkasnya.

Ia menyebut, program BRUS dilakukan secara luas di berbagai sekolah dan madrasah. Program BRUS juga mencakup pendidikan karakter hingga bahaya pernikahan dini.

3. Berharap angka pernikahan anak terus menurun

WhatsApp Image 2025-06-20 at 10.59.02 (1).jpeg
Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Kemenag berharap, program BRUS dapat terus membuat angka pernikahan anak menurun, dan menambah kesadaran publik akan pentingnya kesiapan mental sebelum berkeluarga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us