Dinas Kesehatan: Hasil Autopsi Dr Soeko Meninggal Bukan Karena Dibakar

Jakarta, IDN Times - Dr Soeko Marsetiyo yang meninggal dunia dalam kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, pada 23 September lalu, disebut-sebut bukan karena dibakar massa.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Silvanus Sumule mengklarifikasi pemberitaan beberapa media massa, yang menyebutkan Dr Soeko meninggal akibat dibakar. Tapi karena luka benda tumpul dan tajam di kepalanya.
“Tidak benar almarhum meninggal karena dibakar massa. Hasil autopsi yang dilakukan terhadap almarhum, menunjukkan adanya trauma benda tajam dan benda tumpul di kepala,” kata dr Sumule melalui telepon kepada media setempat, Jubi, Senin (30/9).
1. Dr Soeko meninggal karena trauma akibat luka benda tajam dan tumpul

Seperti dilaporkan jurnalis Jubi, Victor Mambor, trauma akibat benda tajam dan tumpul inilah, kata dr Sumule, yang menjadi penyebab meninggalnya dr Soeko. Semasa hidupnya, dr Soeko mengabdikan dirinya di Kabupaten Tolikara.
Dari informasi yang beredar di grup WhatsApp dokter Papua, disebutkan almarhum sedang sarapan di sebuah warung di tengah Kota Wamena. Tiba-tiba massa datang sehingga almarhum berlari keluar warung.
Sayangnya tidak diketahui apa yang terjadi selanjutnya, hingga jenazah almarhum dibawa ke rumah sakit. Pemilik warung tempat almarhum sarapan lah yang mengenali jenazah almarhum.
2. Pemberitaan di media massa membuat ketakutan dokter di Papua

Pemberitaan beberapa media massa yang menyebutkan dr Soeko meninggal karena dibakar massa ini, lalu memicu ketakutan di kalangan dokter di Papua, yang kemudian minta dipulangkan.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI Daeng M Faqih mengakui, beberapa dokter yang berdinas di Papua meminta dipulangkan pasca-pemberitaan tresebut.
“Namun, ada juga yang masih mau bertahan dengan alasan mengabdi. Kami sedang melakukan pendataan,” kata Fiqih.
3. TNI siap membantu evakuasi dokter yang membutuhkan

Saat ini, Faqih belum tahu jumlah pasti dokter yang berada di Papua maupun Papua Barat. PB IDI melakukan pemantauan melalui IDI Papua. Menurut dia, dokter yang meminta evakuasi akan dibantu melalui koordinasi dengan TNI.
4. Dokter Soeko Marsetiyo dikabarkan meninggal akibat dibakar massa

Dokter Soeko yang sehari-hari bertugas di Kabupaten Tolikara, sebelumnya dikabarkan meninggal akibat dibakar massa saat demo anarkis di Wamena, Papua, pada Senin (23/9). Dr Seoko meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSUD Wamena.
Dokter berusia 53 tahun itu mengalami luka-luka akibat benda tajam dan sempat dirawat di rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong lagi. Dr Soeko sudah bertugas selama 15 tahun di pedalaman Kabupaten Tolikara.
Dilansir kantor berita Antara, Rabu (25/9), Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan, demo anarkis di Wamena yang terjadi Senin (23/9) menyebabkan ratusan bangunan rusak dan dibakar, baik milik pemerintah maupun swasta dan warga sipil.
Sebanyak 33 orang meninggal dunia yang sebagian besar akibat tidak sempat menyelamatkan diri, saat rumah atau ruko mereka dibakar demonstran serta puluhan orang mengalami luka-luka.