Palestina Menderita, Buya Syafii Maarif: PBB Seperti Macan Ompong!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times — Buya Syafii Maarif merasa prihatin dengan penderitaan rakyat Palestina akibat kekejaman Israel yang sudah berlangsung sejak 1948. Pelecehan, tangisan, kehilangan, kehancuran, dan kematian menyatu dalam rutinitas mencolok yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini juga menyayangkan dunia Arab tidak pernah kompak menyudahi konflik yang telah berumur panjang ini. Bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tidak tidak memiliki keseriusan menghentikan penjajahan Israel atas tanah Palestina.
“Dunia Arab tidak pernah kompak membela saudaranya yang menderita ini. PBB seperti macan ompong berhadapan dengan negara Zionis dukungan Amerika Serikat ini,” kritik Buya Syafii sebagaimana yang dilansir laman muhammadiyah.or.id, Kamis (20/5/2021).
1. Pindahkan zionisme ke planet lain
Bila semua otoritas keamanan internasional tidak mampu menyudahi konflik bersenjata ini, maka satu-satunya solusi yang ditawarkan Buya Syafii adalah memindahkan zionisme ke planet lain.
Tawaran solusi ini pernah diucapkan Buya Syafii saat berpidato dalam peluncuran buku ‘Gilad Atzmon: Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme’, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, tahun 2012 silam.
Baca Juga: Israel vs Palestina, Fadli Zon: PBB Harus Kirim Pasukan Perdamaian
2. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah prihatin pasifnya mayoritas dunia internasional
Editor’s picks
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengaku prihatin dengan pasifnya mayoritas dunia internasional dalam memandang penjajahan modern yang kasat mata dilakukan gerombolan Israel kepada negara Palestina.
Keprihatinan Haedar terutama ketika narasi-narasi tentang kebaikan, perdamaian, persatuan dan keberagaman nyaring disuarakan oleh hampir seluruh tokoh di dunia.
“Apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sesungguhnya merupakan satu bukti kita berhadapan dengan dunia modern yang masih diliputi oleh orang dan pihak dan kekuatan yang masih membawa paradigma lama dalam kehidupan dan peradaban maju sekarang ini. Yakni paradigma konflik, paradigma ekspansi, paradigma kekuasaan yang semuanya mengancam masa depan dan peradaban,” terang Haedar.
3. Para tokoh berani menyuarakan kebenaran
Mengutip dampak destruktif dalam relasi antara ketamakan dan kekuasaan manusia yang disampaikan oleh sejarawan Arnold Toynbee dan Noval Harari, Haedar khawatir respons pasif terhadap Israel hanya akan membawa kehancuran masa depan peradaban dan perdamaian.
Haedar pun mengajak para tokoh untuk berani menyuarakan kebenaran.
“Bahkan juga untuk menyelamatkan peradaban bersama ketika ada para pihak kekuatan dan aktor-aktor yang masih membawa paradigma Nazisme, paradigma Hitler, paradigma predator yang menghancurkan peradaban dan memicu perang dunia pertama dan perang dunia kedua,” kata Haedar.
Baca Juga: Apakah Bisa Israel Diadili di Mahkamah Internasional?