Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Drone Emprit: 57 Persen Pembicaraan soal Formula E di Medsos Positif

Presiden Joko Widodo di Sirkuit Formula E, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/2022). (dok. Biro Pers Setpres)
Presiden Joko Widodo di Sirkuit Formula E, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/2022). (dok. Biro Pers Setpres)

Jakarta, IDN Times - Drone emprit menganalisa pembicaraan di media sosial mengenai balap mobil listrik Formula E. Hasilnya, berdasarkan pemantauan sejak Maret 2022 lalu di platform Twitter, 57 persen narasi di media sosial mencerminkan hasil positif. Sementara, 28 persen pembicaraan di media sosial menunjukkan sentimen negatif. 

Pendiri PT Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan, pembicaraan mengenai Formula E tertinggi terjadi pada 3 Juni dengan 31.549 mentions. Sementara, hingga 4 Juni pukul 18:59 WIB, total perbincangan mencapai 50.319 mentions. Ismail mengatakan, tren itu diprediksi akan terus naik lantaran balap Formula E masih terus berlangsung dan menarik banyak atensi publik untuk berkomentar. 

Drone emprit juga memantau pemberitaan mengenai balap Formula E. Pada 3 Juni 2022 lalu, jumlah mentions mencapai 5.129. Itu semua melonjak didorong persiapan balap Formula E 4 Juni.

Hingga Sabtu lalu pukul 18:59 WIB, total pemberitaan sudah mencapai 7.191 mentions. Tren pemberitaan diprediksi juga bakal naik karena atensi media untuk meliput isu ini diprediksi meningkat. 

IDN Times telah meminta izin kepada Ismail untuk mengutip hasil analisanya yang diunggah ke Twitter. Terkait narasi positif, Ismail mengatakan, mayoritas berisi pembangunan Sirkuit Formula E yang dinilai menjadi yang tercepat di dunia. 

"Selain itu  ada pula sindiran bahwa BUMN (pemerintah) yang tidak memberikan sponsor untuk Formula E," ungkap Ismail di akun media sosialnya, yang dikutip Senin (6/6/2022). 

Sementara, untuk sentimen negatif mayoritas berisi desakan agar digelar sidang interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait Formula E hingga Anies kemudian dilengserkan.

"Ada pula pembicaraan di media sosial agar Anies segera diperiksa oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) atas dugaan korupsi Formula E," kata dia. 

Bagaimana dengan analisa para tokoh atau influencer yang kerap menyampaikan opininya di media sosial?

1. Sebanyak 66 persen dari 41 tokoh yang bicarakan Formula E dinilai berikan dukungan

Analisa Drone Emprit tentang para tokoh yang menyampaikan pendapatnya soal Formula E pada 4 Juni di Ancol, Jakarta Utara. (www.twitter.com/@ismailfahmi)
Analisa Drone Emprit tentang para tokoh yang menyampaikan pendapatnya soal Formula E pada 4 Juni di Ancol, Jakarta Utara. (www.twitter.com/@ismailfahmi)

Temuan lain yang menarik dari hasil analisa Drone Emprit, yakni pemantauan terhadap 41 tokoh di media sosial yang dianggap memberikan pengaruh.

Sebanyak 66 persen di antara mereka atau 27 orang di antaranya memberikan komentar dengan nada positif terkait penyelenggaraan Formula E. Bahkan, tokoh yang dianggap memberikan komentar positif di medsos menurut Drone Emprit, salah satunya adalah Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

"Saya kira mulai dari pembangunan sirkuitnya, saya juga turun untuk melihat persiapan," demikian pernyataan Jokowi yang ditangkap oleh sistem Drone Emprit. 

Komentar lainnya dari tokoh yang ditangkap bernada positif yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Ia mengatakan di media sosial bahwa ajang olahraga yang mengusung wisata berbasis olahraga diharapkan mampu sukses seperti perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika. 

"Sehingga, mampu membangkitkan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di DKI Jakarta," kata dia. 

Jokowi dan Sandi sempat disorot oleh publik lantaran dianggap tak bersedia memberikan dukungan bagi perhelatan Formula E. Sandi dinilai hampir tak pernah mempromosikan Formula E ke dunia internasional. Analis politik menilai Formula E sengaja tak dipromosikan lantaran acara tersebut identik menjadi panggung politik bagi Anies Baswedan. 

Di sisi lain, pernyataan dari juru bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, yang menjelaskan alasan mengapa perusahaan pelat merah tak jadi sponsor di Formula E, dianggap Drone Emprit memiliki sentimen yang netral. Sentimen kontra justru ditangkap oleh Drone Emprit dari pernyataan pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio. Menurut Agus, alasan BUMN tak bersedia memberikan sponsor ke Formula E lantaran tidak jelasnya penyelenggaraan balap mobil listrik itu sejak awal. 

Pernyataan kontra lainnya disampaikan oleh politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohammad Guntur Romli. Ia menyentil sikap panitia Formula E yang memborong tiket dengan dananya sendiri. 

"Makin jelas event ini panggung politik Anies dan gerombolannya demi 2024," kata Romli. 

2. Polarisasi terkait Formula E di media sosial nyata terjadi

Potret Jakarta International Circuit jelang Formula E 2022. (IDN Times/Fauzan)
Potret Jakarta International Circuit jelang Formula E 2022. (IDN Times/Fauzan)

Temuan lainnya yang dipotret oleh Drone Emprit, yakni polarisasi balap mobil listrik Formula E terlihat lebih nyata. Ada pihak yang mendukung dan kontra terhadap Formula E. Hal itu mengingatkan publik terhadap polarisasi serupa ketika Pilkada DKI Jakarta digelar pada 2017 lalu. 

"Narasi yang pro terhadap Formula E, mayoritas dukung penuh terhadap perhelatan Formula E dan mendoakan Anies Baswedan sebagai presiden 2024, karena berhasil membangun Jakarta dengan Formula E dan latar belakang stadion Jakarta International Stadium (JIS) yang baru diresmikan," ungkap Ismail. 

Di sisi lain, narasi kontra terhadap Formula E mayoritas berisi desakan kepada KPK untuk mengusut Anies dalam dugaan korupsi balap mobil listrik itu. Selain perkara hukum, pihak yang kontra dengan Anies turut menyindir adanya sponsor bir dan Bank China yang dinilai tak sesuai dengan budaya Anies dan pendukungnya yang sangat Islami. 

"Isu rasial juga dilontarkan oleh pihak di media sosial yang pro terhadap pemerintah. Mereka menyindir Anies yang tak menolak sponsor dari Tommy Winata yang dibenci oleh pendukung Anies," kata dia. 

3. Polarisasi tidak akan hilang begitu saja karena elite parpol seolah-olah bersahabat

Ketua DPR, Puan Maharani (memegang ponsel) ketika ikut menghadiri balap mobil listrik Formula E yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, 4 Juni 2022. (www.instagram.com/@puanmaharani)
Ketua DPR, Puan Maharani (memegang ponsel) ketika ikut menghadiri balap mobil listrik Formula E yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, 4 Juni 2022. (www.instagram.com/@puanmaharani)

Sementara, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, tak menampik bahwa Formula E menjadi contoh bahwa polarisasi dan residu dari Pilkada DKI Jakarta masih terbawa hingga 2022. Padahal, Anies akan habis masa jabatannya pada Oktober 2022. Menurut Ujang, polarisasi ini terjadi karena masih ada dendam politik di antara kedua pihak. 

"Dendam politik itu tidak akan dengan mudah terobati hanya dengan para elite politik menunjukkan bahwa sekarang mereka sudah dekat. Tak seperti ketika kontestasi dulu. Tetapi, lagi-lagi ini kan soal konflik politik," ungkap Ujang ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Senin (6/6/2022). 

Menurut Ujang, bahkan konflik di tingkat paling rendah yakni pemilihan kepala desa, dendamnya bisa berlangsung seumur hidup. Bahkan, ada yang diusir dari desanya karena mendukung calon kepala desa yang berbeda. 

"Itulah gejala sosial yang ada di masyarakat. Hal itu semakin diperparah dengan kelakuan para elite yang tak bisa dijadikan teladan. Siapa para elite sekarang yang bisa diteladani?" tanya dia. 

Di sisi lain, Ujang tak menampik mayoritas orang Indonesia pemaaf dan mudah melupakan kesalahan. Namun, pihak yang kontra dengan pemerintah, kini banyak yang dibui. Belum lagi ada yang dikenakan kasus hukum karena lantang bersuara dan mengambil posisi berseberangan dengan pemerintah. 

"Kan sampai sekarang banyak lawan-lawan politik yang masih dipenjara atau diperiksa oleh polisi," tutur Ujang lagi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us