Fadli Zon-Giring Resmikan Museum Sastra dan Rumah Puisi Taufiq Ismail

- Fadli Zon meresmikan Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Tanah Datar, Sumatra Barat.
- Peresmian tersebut sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi Taufiq Ismail dalam perkembangan sastra Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, meresmikan Museum Sastra Indonesia dan Rumah Puisi Taufiq Ismail di Kabupaten Tanah Dataar, Sumatra Barat.
Fadli Zon mengatakan, peresmian ini merupakan bentuk penghormatan atas kontribusi Taufiq Ismail dalam perkembangan sastra di Indonesia. Selain itu, peresmian ini juga merupakan upaya melestarikan sejarah sastra nasional
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya selaku Menteri Kebudayaan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat Tanah Datar dalam peresmian Rumah Puisi Taufiq Ismail dan Museum Sastra Indonesia. Taufiq Ismail adalah sosok yang luar biasa dalam dunia sastra Indonesia. Karya-karyanya melintasi tiga generasi dan menjadi saksi berbagai peristiwa penting di negeri ini,” ujar Fadli Zon, Rabu (30/10/2024).
1. Fadli Zon sebut Taufiq Ismail sebagai sastrawan aktif dalam sosial budaya

Fadli Zon mengatakan, Taufiq Ismail merupakan sastrawan yang aktif terlibat dalam dinamika sosial dan budaya Indonesia. Hal tersebut melampaui perannya sebagai penyair.
“Taufiq Ismail adalah seorang penyair yang organik dan terlibat langsung dalam perubahan sosial-budaya Indonesia, bukan penyair yang berkarya hanya dari menara gading,” ujarnya.
2. Fadli Zon sebut Taufiq Ismail Bapak Sastra Indonesia

Politikus Gerindra itu mengatakan, Taufiq Ismail adalah 'Bapak Sastra Indonesia.' Menurutnya, gelar itu cocok disematkan untuk Taufiq Ismail.
“Bila HB Jassin dijuluki Paus Sastra Indonesia, maka Taufiq Ismail sangat pantas kita anggap sebagai Bapak Sastra Indonesia,” kata Fadli.
3. Museum Sastra Indonesia abadikan sejarah sastra di Indonesia

Museum Sastra Indonesia mengabadikan sejarah perjalanan sastra Indonesia melalui koleksi beragam benda bersejarah, antara lain mesin tik, mesin cetak kuno, kacamata, dan
barang-barang pribadi milik para sastrawan ternama.
Puluhan lukisan wajah sastrawan lintas generasi juga menghiasi ruangan museum ini, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam memperkaya dunia sastra Indonesia.