Fredy Pratama Punya Distributor Narkoba Wilayah Barat-Timur Indonesia

Jakarta, IDN Times - Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menjelaskan, gembong narkoba Fredy Pratama disebut memiliki distributor untuk masing-masing wilayah timur dan barat Indonesia.
Mukti mengatakan, kedua kaki tangan itu bertugas menerima narkoba dari Fredy dan mengedarkannya di wilayah masing-masing. Untuk peredaran narkoba wilayah Timur dilakukan Fredy melalui Kalimantan.
Sedangkan untuk wilayah Barat dilakukan melalui jalur Sumatra. Sementara itu, Fredy bertugas menyuplai dan mengendalikan siklus peredaran narkoba di Indonesia dari negara Taiwan.
"Dia larinya ke Taiwan tahun 2009, dia mengendalikan dari Taiwan. Memasukkan barang-barang haram melalui Kalimantan untuk wilayah Timur, di bagian Barat itu Sumatra," ujar Mukti, Jumat (14/9/2023).
"Kalimantan itu (distributor) W, Sulawesi itu W. Di bagian Barat itu Sumatra, Jawa itu adalah (distributor) K," imbuhnya.
1. Fredy melakukan komunikasi transaksi melalui BBM Enterprise, Threema dan Wire

Seluruh teknis proses penyaluran barang haram tersebut, kata Mukti, dilakukan Fredy bersama para distributornya melalui saluran aplikasi khusus seperti BBM Enterprise, Threema, dan Wire.
Faktor penggunaan saluran khusus itupula, yang menurutnya turut menyulitkan petugas untuk membongkar sindikat Fredy di Indonesia.
"Dia menggunakan Blackberry Messenger Enterprise yang sulit dilacak, jadi kita kumpulkan semua modus operandi dari BBM baru kita kaji ulang," tuturnya.
2. Bareskrim bongkar gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama

Sebelumnya, Bareskrim Polri mengungkap bandar besar narkotika jaringan internasional Fredy Pratama alias Miming alias Cassanova. Bareskrim turut menyita total sebanyak 10,2 ton sabu yang terafiliasi jaringan Fredy Pratama di Indonesia selama periode 2020-2023.
Berdasarkan barang bukti yang ada, sosok Fredy Pratama disebut masuk sebagai salah satu sindikat penyalur narkotika terbesar di Indonesia.
3. Fredy Pratama menyelundupkan 100-500 kilogram ke Indonesia

Dari hasil analisa Direktorat Tindak Pidana Narkoba, didapati bahwa mayoritas narkoba di Indonesia terafiliasi dengan jaringan Fredy.
Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut mampu menyelundupkan Sabu dan Ekstasi masuk ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 sampai 500 kilogram, dengan modus operandi menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh.