Bisa Deteksi Orang yang Baru Terpapar COVID, GeNose Dipakai di Stasiun

Tapi alat screening ini tidak bisa menggantikan tes PCR

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, teknologi baru untuk deteksi COVID-19 bernama GeNose C19, mampu melakukan 100 ribu kali tes meski hanya dengan satu alat. Bahkan alat ini mampu mendeteksi seseorang yang baru dua hari terpapar COVID-19.

Alat ini berbeda dengan test PCR atau rapid test antigen yang belum bisa mendeteksi virus corona dalam periode yang sama.

"Membutuhkan waktu kurang dari 3 menit bagi para penumpang untuk mengetahui hasilnya (skrining COVID-19 menggunakan GeNose) dan yang tidak kalah penting adalah masalah harga pengetesan, harga total dari mesinnya itu sekitar Rp60 juta tetapi bisa dipakai untuk 100.000 kali tes," kata Bambang saat berkunjungan ke Stasiun Pasar Senen, Jakarta, seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (3/2/2021).

Hal ini, lanjut Bambang, akan sangat memudahkan penumpang untuk bergerak tanpa memberatkan, tentunya uang yang harus dikeluarkan juga tidak besar.

Baca Juga: Alat Tes COVID-19 GeNose Dipakai di 2 Stasiun Kereta Mulai 5 Februari

1. GeNose C19 dipakai di stasiun kereta api

Bisa Deteksi Orang yang Baru Terpapar COVID, GeNose Dipakai di StasiunPetugas di Stasiun KA Senen menjelaskan kepada pengguna transportasi kereta api soal cara kerja Genose (Dokumentasi Kemenhub)

Alat screening yang bisa disebut “hidung elektronik” atau alat pegendus (GeNose C19) ini merupakan alat yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai langkah dini mendeteksi adanya virus COVID-19.

Menristek dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau ke Stasiun Pasar Senen untuk melihat proses penggunaan alat GeNose C19.

Selain di Stasiun Pasar Senen, tes menggunakan GeNose C19 juga diberlakukan di Stasiun Yogyakarta mulai 5 Februari 2021, dan selanjutkan akan diterapkan di bandara sebagai upaya pencegahan COVID-19 di transportasi umum.

"Saya mengapresiasi Pak Menhub yang sudah memberikan dukungan dan melakukan pertama kali di kereta api di Stasiun Pasar Senen, dengan harapan nantinya bisa dipergunakan lebih luas dan saya mengapresiasi bahwa pemakaiannya ini bertahap sambil kita menyempurnakan sistem dan prosedurnya," tutur Bambang.

2. Efektivitas GeNose sudah di uji Kementerian Kesehatan

Bisa Deteksi Orang yang Baru Terpapar COVID, GeNose Dipakai di StasiunGeNose buatan UGM. Dok: Humas UGM

GeNose merupakan alat pendeteksi virus corona, hasil inovasi dari Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN.

Hasil deteksi dari GeNose tergolong cepat karena dalam waktu tiga menit bisa melakukan 100 ribu kali tes dan memiliki tingkat akurasi 93-95 persen, dengan sensitivitas 89-92 persen dan spesifitas 95-96 persen.

Alat ini mampu mendeteksi kandungan volatile organic compound (VOC) dari hembusan napas seseorang. Efektivitas alat ini telah diuji validitasnya dengan 200 sampel terhadap basis PCR, sehingga Kementerian Kesehatan telah memberikan izin edar alat GeNose.

"Karena GeNose ini menggunakan pendekatan yang namanya kecerdasan artifisial maka mesin ini akan selalu memperbaiki akurasi dari pemeriksaan, jadi semakin banyak dipakai semakin akurat dan selalu di-update oleh tim dari UGM yang merupakan penemu dari mesin GeNose ini," ujar Menristek.

3. GeNose hanya sebagai alat screening bukan untuk menggantikan tes PCR

Bisa Deteksi Orang yang Baru Terpapar COVID, GeNose Dipakai di StasiunAlat pendeteksi COVID-19 GeNose (Dok/Kemenko Marves)

Bambang mengatakan, GeNose hanya sebagai alat pendeteksi dini atau screening, dan tidak bisa menggantikan fungsi dari tes PCR. Alat ini hanya sebagai pengganti thermometer gun karena efektivitasnya yang jauh lebih baik. Saat ini, tes PCR tetap menjadi gold standard untuk diagnosis COVID-19.

Menristek juga tetap mengimbau kepada masyarakat yang akan berpergian menggunakan transportasi umum agar tetap menerapkan protokol kesehatan 3M, dan harapan ke depan inovasi alat pendeteksi bisa membantu memerangi COVID-19.

"Justru GeNose ini tujuannya adalah screening untuk memisahkan mana yang 'boleh naik kereta', mana 'yang kalau dia positif' maka harus dilakukan langsung pemeriksaan tes PCR sesudah itu," tuturnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya