Heboh Busa Putih di BKT, Dinas Lingkungan Hidup DKI Turun Tangan
- Busa di BKT disebabkan oleh limbah domestik
- DLH akan melakukan pemantauan sungai secara berkala
Jakarta, IDN Times – Viral di media sosial tentang munculnya busa putih di hilir Kanal Banjir Timur (BKT). Adanya kejadian ini, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah cepat di lapangan.
Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan petugas penjaga pintu air dari Dinas Sumber Daya Air di lokasi Weir 3 BKT, diketahui bahwa tinggi muka air pada saat kejadian mencapai 4,1 meter atau berada pada status siaga.
“Dalam kondisi tersebut, sesuai SOP pengendalian banjir, seluruh pintu air di Weir 3 dibuka penuh untuk mengurangi tekanan air,” kata Yogi dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/6/2026).
1. Busa dari air limbah domestik warga

Yogi menjelaskan, pembukaan pintu air ini memicu turbulensi air yang cukup kuat sehingga menimbulkan busa di sekitar area pembukaan sungai. Busa ini kemudian terbawa arus ke arah hilir menuju laut hingga sejauh kurang lebih satu kilometer, sebelum akhirnya berangsur menghilang.
“Busa tersebut diduga berasal dari limbah domestik warga, seperti detergen yang terbawa aliran air hujan dari hulu BKT dan mengalami turbulensi akibat terjadi perbedaan tinggi muka air sebelum dan sesudah pintu air,” tambah dia.
2. DLH akan pantau sungai

Yogi mengungkapkan, DLH sudah mengambil langkah tanggap darurat dengan mengambil sampel air di lokasi kejadian untuk dilakukan analisis di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD).
Hasilnya akan digunakan sebagai dasar evaluasi lebih lanjut dan menentukan langkah penanganan ke depan, terutama terkait potensi limbah domestik yang masuk ke badan air.
"DLH terus memantau kondisi sungai secara berkala dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang," kata dia.
3. Diduga dari detergen

Dia mengatakan, disinyalir busa sering kali timbul dari buangan limbah masyarakat yang banyak mengandung detergen keras.
Detergen keras adalah detergen yang buihnya banyak karena kandungan MBAS atau Metilen Blue Active Surfactan yang kurang ramah bagi lingkungan.
“Padahal banyaknya busa bukan merupakan indikator efektifitas detergen membersihan. Sebaiknya masyarakat menggunakan soft detergen yang lebih ramah lingkungan," ucap Yogi.