Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Pramono Buka Suara

- Penelitian BRIN menemukan polusi plastik telah mencapai atmosfer dan memerlukan penanganan ilmiah, terukur, dan kolaboratif.
- Pemprov DKI Jakarta memperkuat pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir serta membuka ruang kolaborasi dengan dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan.
Jakarta, IDN Times – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung angkat bicara tentang temuan badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyebut terdapat kandungan mikroplastik pada air hujan di wilayah Ibu Kota. Pramono menyebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan perhatian serius terhadap temuan itu.
Menurut Pramono, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sedang mendalami hasil penelitian tersebut. Ia juga meminta Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto menyampaikan hasil kajian resmi kepada publik setelah proses penelitian internal selesai dilakukan.
“Untuk hal yang berkaitan dengan hujan yang mengandung plastik yang ditemukan oleh BRIN, kami sudah melakukan pendalaman. Nanti secara khusus Kepala Dinas Lingkungan Hidup akan menyampaikan ke publik karena mereka juga melakukan penelitian,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Senin (21/10/2025
1. Kandungan mikroplastik dalam air hujan di Ibu Kota

BRIN melakukan penelitian tentang kandungan pada air hujan di wilayah DKI Jakarta itu sejak 2018. temuan ini menunjukkan polusi plastik telah menjangkau atmosfer dan memerlukan penanganan ilmiah, terukur, dan kolaboratif.
Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan, perhatian publik meningkat tentang temuan ini setelah hasil penelitian dipublikasikan secara luas.
“Sejak awal kami sudah berkoordinasi dengan DLH DKI Jakarta, yang merespons cepat dan mendorong penelitian lanjutan, baik di perairan Jakarta maupun di air hujan,” ujar Reza, Sabtu (18/10/2025).
2. Langit Jakarta tanggung jawab bersama

Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto menegaskan Pemprov DKI telah memperkuat pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir, termasuk pemantauan kualitas udara dan air hujan secara berkelanjutan. Pemprov DKI Jakarta juga membuka ruang kolaborasi dengan dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk mempercepat pengurangan plastik sekaligus mengembangkan teknologi daur ulang.
“Menjaga langit Jakarta bebas dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama, dan perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama untuk menanggulangi persoalan plastik ini,” tegas Asep.
3. DLH akan perkuat riset dengan BRIN

Pemprov DKI Jakarta bersama BRIN tengah memperluas pemantauan mikroplastik di udara dan air hujan melalui sistem Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), sebuah platform berbasis data untuk pemantauan kualitas lingkungan. Data yang terhimpun dari sistem ini akan menjadi dasar pengambilan kebijakan yang lebih berbasis bukti (evidence-based policy).
Asep menambahkan, sinergi riset ini tidak hanya memperkuat basis data ilmiah, tetapi juga mendukung lahirnya kebijakan pengendalian polusi yang lebih efektif dan adaptif.
“Temuan BRIN ini bukan sekadar peringatan, melainkan momentum untuk memperkuat riset dan solusi. Polusi plastik kini bukan hanya masalah laut atau sungai, tetapi sudah sampai di langit Jakarta,” ujarnya.