Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ibu Kota Pindah, Waktunya Jakarta Fokus Penataan Kualitas Kota!

Monumen Nasional (IDN Times/Lia Hutasoit)
Monumen Nasional (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Jakarta diharapkan bisa fokus dalam penataan dan peningkatan kualitas kota dengan pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur nanti.

Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Andrinof Achir Chaniago, mengatakan, hal itu merupakan salah satu alasan pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta.

"Untuk memudahkan menata kembali Kota Jakarta. Dengan berkurangnya beban, maka Jakarta bisa berfokus pada penataan dan peningkatan kualitas kota yang selama ini menghadapi banyak masalah," kata Andrinof di acara diskusi interaktif klaster riset Democracy and Local Governance (DeLOGO) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA UI), dikutip Senin (7/11/2022).

1. Bagaimana isi peluang kekosongan kelembagaan Jakarta

Ilustrasi gedung Kementerian Dalam Negeri (Dokumentasi Humas Kementerian Dalam Negeri)
Ilustrasi gedung Kementerian Dalam Negeri (Dokumentasi Humas Kementerian Dalam Negeri)

Menurut Andrinof, dengan pindahnya Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, ada implikasi kewenangan dan muncul gagasan untuk mereformasi sistem kelembagaan.

"Isu yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mengisi peluang yang muncul dengan adanya kekosongan kelembagaan di Jakarta," kata dia.

Menurut dia, pengosongan kelembagaan di Jakarta tersebut memberi peluang untuk memperbaiki kualitas kota baik dari segi fisik, lingkungan, sosial, tata ruang, maupun lainnya.

2. Kelas menengah dan atas tetap pilih tinggal di Jakarta

Foto udara kendaraan melintas di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/3/2020) (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Foto udara kendaraan melintas di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/3/2020) (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menurut Andrinof, secara sosiologis, kelas menengah dan kelas atas yang ada di Jakarta dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan akan tetap memilih tinggal di kota itu meski Ibu Kota pindah ke Kalimantan Timur.

"Karena pertimbangan kenyamanan, kemudahan, investasi, dan fasilitas yang ada di Jakarta," kata dia.

Sementara itu, Profesor Irfan Ridwan Maksum mengatakan, secara kelembagaan nasional, Jakarta adalah ruang kosong yang dapat diisi dengan tata kelembagaan yang lebih baik lagi. Dengan demikian, nasib Jakarta tanpa status Ibu Kota akan menjadi momentum besar untuk memperbaiki segala hal yang ada di Jakarta.

3. Jakarta tetap punya daya tarik

Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan, meski Ibu Kota pindah, tetapi Jakarta akan tetap memiliki daya tarik yang kuat sebagai kota utama. Hal itu dikarenakan adanya faktor diversity, density, design, dan transit dengan penduduk kota lebih dari 12 juta jiwa.

"Saat Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, maka Jakarta akan tetap memiliki kewenangan khusus untuk mengintegrasikan sistem transportasi, perumahan dan permukiman, lingkungan dan pencegahan bencana, wisata, serta investasi antarwilayah Jabodetabek," ucap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us