Ini Kata Pemerhati Hubungan Umat Beragama soal Islam di Indonesia

Bali, IDN Times - Utusan Khusus untuk Vatikan dan Humanitarian Islam dari Aliansi Evangelis Dunia (WEA), Rev. Prof. Thomas K. Johnson, mengaku tertarik dengan umat Islam di Indonesia, karena itu dia mempelajari umat muslim di Indonesia.
"Maka saya belajar Islam di Indonesia dan menulis buku. Sebagai seorang pendeta, saya ingin menjalin hubungan baik dengan Muslim," ujar profesor sekaligus pendeta yang ahli di bidang isu hubungan antar umat beragama, kemanusiaan, dan peradaban, di sela forum R20 di Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11/2022).
1. Alasan Prof. Johnson tertarik dengan umat muslim di Indonesia

Profesor Johnson mengungkapkan alasan dia tertarik pada umat Muslim di Indonesia, di antaranya lantaran mereka bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lainnya.
"Jadi dalam UUD 1945 di Indonesia, agama diakui sebagai multiagama. Padahal jika melihat ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), mereka mamaksakan dalam sebuah negara hanya ada satu agama. Tetapi di Indonesia bisa hidup multigama, bisa hidup berdampingan," kata dia.
2. Johnson heran masih ada pemaksaan untuk memeluk agama tertentu

Johnson menyebutkan beberapa institusi keagamaan masih ada yang memaksakan masuk ke agama tertentu. Dia menganggap hal ini masih normal, tetapi tidak dengan kekerasan.
"Saya sejak beberapa tahun lalu berdiskusi dengan tokoh Muslim dunia soal serangan umat Muslim, dan hasilnya mereka tidak ingin ada konflik," ujar dia.
Menurut Johnson hubungan agama bukan soal menjalin hubungan antar-umat, melainkan bagaimana masing-masing umat agama bersikap dan bertindak sesuai ajarannya.
"NU sering tidak diperhatikan, padahal sangat baik dalam hubungan dengan agama lain," ujar Profesor Johnson.
3. Konflik budaya dan agama akan terus terjadi, karena itu harus dipelihara
![Director OHR Torah Stone, Rabbi Dr. Yakov Nagen [kiri] saat berbincang dengan delegasi Liga Muslim Dunia di sela Forum R20, Nusa Dua, Bali, Rabu (2/11/2022). (IDN Times/Rochmanudin)](https://image.idntimes.com/post/20221102/whatsapp-image-2022-11-02-at-221931-84f5d4e5119a65e08d30a8942c8dc9f4.jpeg)
Johnson mengatakan benturan atau konflik antar-budaya akan terus ada, lantas bagaimana mengatasinya? Caranya adalah merawat hubungan baik dengan sesama umat beragama lain.
"Dulu saya masih kecil saya bertanya pada ayah saya, kenapa sih perang antara AS dan Rusia terjadi? Sekarang setelah 30 tahun lebih, perang masih ada. Artinya saya belajar dari konflik itu bahwa konflik antarbudaya akan terus terjadi," kata dia.
"Sekarang bukan lagi benturan budaya, sekarang Islam dan Kristen bisa konflik. Sekarang bisa perang. Benturan agama akan tetap ada, tapi lewat forum seperti ini (R20) bisa mengurangi dampak dari benturan itu," ujar Profesor Johnson, mencontohkan.