Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

ITAGI: Vaksin AstraZeneca Tepat Digunakan dalam Interval 8 Minggu

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Indonesian Technical Advisory Group on Immunization atau Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) menyatakan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca baik untuk dipergunakan vaksinasi. Interval pemberian vaksin dosis pertama dengan kedua delapan minggu.

"Untuk pelaksanaan di lapangan secara operasional lebih tepat dipilih dengan interval delapan minggu," kata Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (30/3/2021).

Hal tersebut sesuai dengan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni antara empat hingga delapan minggu atau delapan hingga 12 minggu.

1. Perlu hati-hati saat memberikan vaksin kepada lansia

default-image.png
Default Image IDN

ITAGI menyatakan vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat diberikan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas. Termasuk, kepada kelompok lanjut usia atau lansia. Tetapi, Sri mengatakan, perlu hati-hati saat memberikan vaksin kepada mereka.

"Diperlukan kehati-hatian pada pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk usia lansia, terutama dengan komorbid (penyakit penyerta)--dengan memperhatikan skrining menurut kriteria frailty/renta," kata Sri.

2. Vaksin AstraZeneca punya banyak manfaat dari pada efek samping

default-image.png
Default Image IDN

Sri mengungkapkan vaksin AstraZeneca memiliki banyak manfaat daripada efek samping. Hal ini merujuk pada hasil kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVs) dan European Medicines Agency (EMA).

Adapun, poin keputusan ketiga lembaga tersebut adalah:

  • Vaksin COVID-19 AstraZeneca mempunyai lebih banyak manfaatnya daripada efek samping.
  • Gangguan pembekuan darah tidak ditemukan pada uji klinis vaksin AstraZeneca.
  • Tidak terdapat bukti bahwa kejadian tersebut berhubungan dengan bets tertentu.
  • Gangguan pembekuan darah merupakan kejadian yang sangat jarang terkait dengan vaksin.
  • Kejadian tersebut akan dipantau secara berkala untuk mendapatkan kesimpulan kausalitas.

3. Perlu pemantauan usai vaksinasi AstraZeneca

ilustrasi perusahaan farmasi AstraZeneca (pbs.org)

Kendati, ITAGI merekomendasikan agar Komisi Nasional maupun Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) melakukan pemantauan usai vaksinasi AstraZeneca. Terlebih, vaksin asal Inggris ini merupakan platform non-replicating viral vector yang baru dipergunakan di Indonesia.

"Pemantauan keamanan perlu mendapat perhatian dan koordinasi antara Komnas PP-KIPI dengan Kementerian Kesehatan, serta BPOM (Farmakovigilan) untuk isu setiap kejadian ikutan pasca-imunisasi dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca," kata Sri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us