Jika Prabowo Menang Pilpres 2019, Orde Baru Muncul Kembali?

Jakarta, IDN Times – Isu Orde Baru (Orba) kini menghembus dari kubu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 2019 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Nama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto adalah salah satu yang mengangkat kembali kepemimpinan rezim di bawah Soeharto itu.
Anak keempat Soeharto dan eks istri Prabowo itu pernah berjanji Indonesia akan kembali seperti zaman Soeharto. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Budiman Sudjatmiko buka suara jika seandainya Prabowo memenangi Pilpres 2019, akankah Indonesia kembali seperti masa Orba?
Orba merupakan masa pemerintahan di bawah Soeharto, yakni periode 1966 hingga 1998. Soeharto akhirnya lengser setelah aksi demo mahasiswa yang masif.
1. Budiman tidak yakin Indonesia akan kembali seperti masa orba jika Prabowo menan

Budiman mengaku ragu jika Prabowo akan membawa Indonesia kembali ke masa Orba jika ia memenangi Pilpres 2019. Terlebih kembali dengan rezim yang otoriter dan pemilu tidak langsung.
“Mengambalikan pada rezim otoriter seperti Orba saya gak yakin. Saya gak yakin dia berani dan mampu,” kata Budiman di IDN Media Creative Lab, Jakarta, Rabu (19/12).
2. Namun kasus korupsi keluarga Soeharto akan terhambat

Saat ini, pemerintahan Presiden Joko "Jokowi"Widodo tengah berusaha mengungkap kasus korupsi keluarga Soeharto. Budiman khawatir pemberantasan kasus korupsi itu akan terhambat jika Prabowo yang terpilih menjadi presiden.
Terlebih di belakang Prabowo ada Partai Berkarya yang mana banyak diisi oleh keluarga Soeharto atau keluarga Cendana.
“Karena sata ini kami fokus mengusut kasus korupsi Pak Harto. Kami takut ini akan terhambat kalau kekuatan Pak Prabowo ada Pak Priyo (Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso) menang. Kita khawatir itu akan terhambat. Tapi praktik Orba tidak ada yang bisa atau mampu melakukannya,” jelasnya.
3. Kekhawatiran akan kelompok anti-Pancasila yang bisa memanfaatkan Prabowo

Budiman juga khawatir jika Prabowo menang malah akan dimanfaatkan oleh kelompok yang mendukungnya. Ia menyebut kelompok yang anti-Pancasila yang ingin mengubah dasar negara Indonesia kian unjuk gigi.
“Kita khawatir ada kekuatan-kekuatan yang kepentingan bukan demokrasi, kepentingan bukan menjaga Indonesia yang punya mimpi dan harapan pendiri republik ini untuk mengubah bentuk dan dasar negara. Kita gak ingin itu terjadi,” katanya.
“Mereka menunggangi dan punya kepercayaan diri lebih. Merasa mereka punya andil dalam mendukung Prabowo dan mulai memasukkan agendanya merusak Indonesia dan kebhinekaan,” imbuh Budiman.