Jokowi-Megawati Adu Pengaruh, Kecil Peluang PDIP Gabung Koalisi Besar

Jakarta, IDN Times - Silaturahmi politik antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) semakin menguatkan sinyal terbentuknya Koalisi Besar. Dalam kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Pertemuan ini bisa saja menjadi agenda penggabungan dua koalisi, yaitu KIB dan KKIR," kata Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago dalam keterangannya.
1. Kecil peluang PDIP gabung Koalisi Besar karena Jokowi dan Megawati adu pengaruh

Arifki menjelaskan, dalam pertemuan yang dihadiri oleh lima partai, yaitu Gerindra, PKB, PAN, Golkar, dan PPP. Menunjukkan potensi Jokowi jadi king maker di Pemilu 2024.
Namun yang menarik perhatian ialah tidak hadirnya PDI Perjuangan (PDIP) dan partai anggota Koalisi Perubahan.
Oleh sebab itu, Arifki menilai kemungkinan tiga poros bakal terbentuk di Pilpres 2024. Koalisi perubahan yang juga renggang sulit berkoalisi dengan PDIP. Selain itu, bergabungnya PDI-P dengan koalisi besar gabungan KIB dan KKIR bakal sulit.
"Hal ini disebabkan dengan adanya tarik menarik King Maker, tentunya adu pengaruh Jokowi dan Megawati. Lalu ditambah dengan sulitnya membangun komitmen dalam menentukan posisi capres dan cawapres," tutur dia.
2. Megawati, Jokowi, dan Surya Paloh akan jadi king maker

Lebih lanjut, Arifki menjelaskan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi, dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh akan jadi king maker jika mereka tidak menemukan kesepakatan.
"Surya Paloh, Megawati, dan Jokowi bakal menjadi King Maker di Pilpres 2024 jika ketiga tokoh ini tidak menemukan kesepakatan. Sinyal ini mungkin saja didukung dengan adanya perbedaan capres Megawati dan Jokowi," tutur dia.
3. Kehadiran Jokowi sebagai bentuk keseriusannya dalam menjaring capres

Arifki lantas menuturkan, kehadiran Jokowi dalam acara tersebut juga menandakan keseriusannya dalam menjaring calon presiden (capres) yang melanjutkan estafet kepemimpinannya pada Pemilu 2024 mendatang.
"Kehadiran Jokowi pada kegiatan ini sinyal bahwa Jokowi serius terhadap calon penggantinya sebagai presiden," imbuh dia.