Kasus COVID-19 Melonjak Lagi, Menkes Pantau Pergerakan BA.4 dan BA.5

Jakarta, IDN Times – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan, saat ini kasus penularan COVID-19 di beberapa negara sedang mengalami kenaikan karena kemunculan subvarian Omicron baru, BA.4 dan BA.5.
Budi mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengamati pergerakan kasus BA.4 dan BA.5 di Afrika Selatan yang menjadi negara pertama yang mendeteksi dua subvarian tersebut.
“Hasil pengamatan kami, puncak kasus BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron, kasus hospitalisasi-nya juga sepertiga puncak Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematian sepersepuluh dari kasus kematian di Delta dan Omicron. Jadi meski terjadi kenaikan kasus, namun puncak kasus dan kematiannya rendah,” ujar Budi dalam konferensi pers dipantau daring, Senin (13/6/2022).
1. Kasus transmisi lokal terdeteksi di Jakarta

Budi mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada delapan kasus subvarian Omicron tersebut, tiga di antaranya merupakan imported case dari Mauritius, Amerika, dan Brazil. Ketiganya terdeteksi di acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang digelar pada 23-28 Mei 2022, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
“Sisanya lima kasus transmisi lokal, empat terdeteksi di Jakarta dan satu di Bali yang bersangkutan merupakan tenaga media yang datang dari Jakarta, jadi memang transmisi lokal ini sudah di Jakarta,” katanya.
2. Kasus COVID-19 di Jakarta merangkak naik

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengakui adanya kenaikan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir, terutama di Ibu Kota.
“Kasus harian DKI Jakarta melonjak hampir di atas 300 per hari, mudah-mudahan tidak naik lagi,” katanya dikutip dari YouTube PDPI.
3. Gejala subvarian BA.4 dan BA.5

Erlina mengungkapkan, gejala yang muncul pada pasien terpapar Omicron BA.4 atau BA.5 mirip.
“Sampai saat ini kemungkinan gejala dari laporan berbagai negara, mirip Omicron BA.1,” ujarnya.
Menurut Erlina, gejala pasien dua subvarian baru yang paling sering dilaporkan adalah batuk (89 persen), fatigue atau kelelahan (65 persen), hidung tersumbat (59 persen), demam (38 persen), serta mual dan muntah (22 persen).
“Kemudian gejala lain yakni sesak napas sebanyak 16 persen, diare 11 persen, dan anosmia 8 persen. Dari 8 pasien kasus Omicron BA.4 dan BA.5, ada satu pasien yang mengalami gejala berat ,” ucapnya.