Keluarga Cendana Potong Tumpeng usai Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

- Keluarga Cendana potong tumpeng untuk merayakan gelar pahlawan nasional Soeharto
- Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa Soeharto memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional karena jasanya dalam sejarah Indonesia
Jakarta, IDN Times - Malam itu, suasana hangat tengah menyelimuti keluarga besar Cendana. Gelar Pahlawan Nasional yang dianugerahkan pemerintah untuk Presiden ke-2 RI Soeharto turut membawa kebahagiaan bagi keluarga bagi anak dan cucu-cucunya.
Putri keempat Presiden Soeharto, Siti Hediati Hariyadi "Titiek" Soeharto mengungkap rasa syukur yang mendalam bersama lima saudara dan cucu-cucu almarhum HM Soeharto dalam acara syukuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada ayahanda mereka.
Dalam pertemuan yang digelar penuh kehormatan, enam orang putra-putri dan cucu-cucu HM Soeharto berkumpul untuk mendoakan dan merayakan gelar pahlawan yang kini secara resmi melekat pada nama ayah mereka.
"Lengkap kami 6 orang putra/putri dan cucu-cucu almarhum Pak Harto dan Ibu Tien berkumpul dalam acara Syukuran Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional untuk Ayahanda tercinta Bapak Jenderal Besar HM Soeharto. Alfatihah," kata Titiek Soeharto dalam unggahan di Instagram, seperti dikutip IDN Times, Minggu (16/11/2025).
1. Potong tumpeng rayakan gelar pahlawan

Dalam unggahan itu, Titiek membagikan momen ia dan kelima saudaranya potong tumpeng sebagai bentuk rasa syukur atas pemberian gelar pahalawan bagi mendiang ayahnya.
Terlihat, ada sejumlah pelakat dengan foto HM Soeharto, yang mengenakan seragam militer dipajang di tengah-tengah pelakat itu. Dalam sebuah pelakat berwarna putih terdapat sebuah tulisan yang berbunyi: "Jasamu tetap dikenang."
Keluarga besar Cendana kompak mengenakan batik dan kebaya untuk merayakan syukuran gelar pahlawan HM Soeharto. Titiek Soeharto terlihat mengenakan kebaya bernuansa hitam dan pink.
Pada kesempatan itu, hadir sejumlah pejabat dari Kabinet Merah Putih. Antara lain, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Muhammad Herindra, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Wahyu Trenggono, dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
2. HM Soeharto resmi jadi Pahlawan Nasional

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Penganugerahan itu diumumkan di Istana Negara pada Senin (10/11/2025).
Prabowo seolah menutup telinga rapat-rapat di tengah gelombang protes atas rencananya untuk menganugerahi gelar pahlawan nasional untuk mantan mertuanya. Prabowo merupakan menantu Soeharto seusai menikahi Siti Hediati alias Titiek Soeharto pada 8 Mei 1983.
"Memutuskan, menetapkan dan seterusnya. Satu, memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada mereka yang namanya tersebut. Keputusan ini sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi atas jasa yang luar biasa untuk kepentingan mewujudkan kesatuan dan kesatuan bangsa," ujar Sekretaris Militer Wahyu Yudhayana yang mendampingi Prabowo pada momen tersebut.
3. Alasan Soeharto diklaim layak jadi Pahlawan Nasional

Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon, mengatakan, Soeharto memenuhi syarat menjadi pahlawan nasional. Dia pun membeberkan sejumlah pertimbangannya.
Fadli Zon menyebut Soeharto pernah memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 di DI Yogyakarta melawan Belanda. Ketika itu, pangkat Soeharto masih Letnan Kolonel.
"Dalam pengusulan, saya kira banyak (pertimbangan). Beliau (Soeharto) memimpin Serangan Umum 1 Maret. Itu sebagai contoh, 1 Maret itu serangan besar," ujar Fadli Zon di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Fadli Zon mengatakan, Serangan Umum 1 Maret merupakan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Peristiwa itu juga menjadi salah satu alasan Indonesia diakui dunia.
"Itu kan menandakan Pak Harto sebagai komandan pertempuran Serangan Umum 1 Maret punya jasa di dalam kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia," kata dia.
Di samping itu, Fadli menambahkan, Soeharto pernah ikut perang di dalam dan luar negeri. Banyak jasa yang dilakukan olehnya untuk bangsa ini.
"Belum lagi operasi pembebasan Irian Barat dan lain-lain. Jadi ada, ada rinciannya. Nanti rinciannya kalau mau lebih panjang nanti saya berikan," ucap dia.



















