Semakin Mandiri, Seribu Keluarga di Pemalang Lulus dari Program PKH

- KPM semakin berdaya dan mandiri dan dari 1.000 KPM yang digraduasi, 150 KPM lulus melalui Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE) dan 850 KPM melakukan graduasi mandiri.
- Graduasi ini merupakan hasil dari proses panjang yang dikerjakan bersama-sama.
- Salah seorang penerima PKH, Romisa mengaku, menerima bantuan PKH sejak 2018. Melalui program itu, ia bisa membantu pendidikan anak-anaknya.
Jakarta, IDN Times – Sebanyak 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Kabupaten Pemalang resmi hidup mandiri dan lulus dari bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Secara resmi, ribuan warga tersebut diwisuda dalam acara “Graduasi Pemalang Bercahaya; Bansos Sementara, Berdaya Selamanya” di Pendopo Kabupaten Pemalang, Senin (17/11).
Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Wakil Menterinya, Agus Jabo, beserta jajaran Kemensos, Bupati Pemalang, beserta Forkopimda Pemalang serta ribuan KPM yang diwisuda.
1. KPM semakin berdaya dan mandiri

Dari 1.000 KPM yang digraduasi, 150 KPM lulus melalui Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE) dan 850 KPM melakukan graduasi mandiri. Graduasi itu dilakukan setelah hasil verifikasi menunjukkan bahwa para KPM telah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
Dalam kesempatan itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan, PKH bukan bantuan permanen, melainkan jaring sementara untuk mendorong kemandirian ekonomi keluarga.
“Yang digraduasi ini dulunya diafirmasi, dipangku, sekarang naik menjadi difasilitasi. Difasilitasi itu bukan lebih sedikit dari bantuan—malah justru lebih banyak. Ada program bantuan modal, dan program-program lain yang membuat Bapak Ibu akan jauh lebih berkembang daripada menerima bantuan,” ujarnya.
2. Sebuah proses panjang

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan, graduasi ini merupakan hasil dari proses panjang yang dikerjakan bersama-sama. Negara hadir untuk memberikan melalui stimulasi bantuan-bantuan, dan pada akhirnya para warga tersebut bisa mandiri.
Sejauh ini, Pemprov Jateng juga menjalankan berbagai program untuk menyejahterakan masyarakat. Program-program tersebut seperti, bantuan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), bantuan permodalan dan pembinaan bagi UMKM, bantuan pendidikan, dan lainnya. Bantuan ini diperuntukkan bagi warga miskin di wilayahnya.
“Percayalah, kita semua tidak akan meninggalkan Bapak Ibu, meskipun hari ini diwisuda. Kami juga sudah bergerak di 10 kabupaten/kota termiskin. Itu sudah kita keroyok bersama-sama dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” tegas Luthfi.
Rencananya, Luthfi menambahkan, pihaknya juga menyiapkan acara graduasi secara serentak dari 35 kabupaten/kota. Diperkirakan mencapai 40 ribu KPM. “Kita akan siapkan 40.000 masyarakat yang akan graduasi di Stadion Jatidiri Semarang,” kata dia.
3. Masyarakat beri kesempatan kepada yang membutuhkan

Salah seorang penerima PKH, Romisa mengaku, menerima bantuan PKH sejak 2018. Melalui program itu, ia bisa membantu pendidikan anak-anaknya. Apalagi, suaminya hanya membawa pulang pendapatan paling banyak Rp65 ribu per hari.
“Sekarang waktunya gantian, biar yang lain merasakan,” ujarnya.
Ia kini membiarkan bantuan dialihkan kepada keluarga yang membutuhkan. Warga penerima PKH lain, Ningsih mengaku, senang dengan adanya acara graduasi tersebut, lantaran keluarganya saat ini sudah mendapatkan penghasilan Rp5 juta per bulan.
“Dulu PKH sangat membantu. Sekarang sudah cukup,” ucapnya. (WEB)



















