Kemdiktisaintek Fokuskan RAPBN 2026 untuk Riset dan Akses Dikti

- Anggaran pendidikan RAPBN 2026 sebesar Rp757,8 triliun, fokus pada pendidikan tinggi dan pengembangan Sekolah Garuda.
- Rincian alokasi anggaran mencakup siswa, mahasiswa, beasiswa, dan pengembangan Sekolah Unggul Garuda di daerah 3T.
- Pentingnya pembangunan SDM untuk memperkuat daya saing ekonomi melalui peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja dan adopsi teknologi.
Jakarta, IDN Times – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyatakan siap optimalkan alokasi anggaran pendidikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, guna memperkuat ekosistem pendidikan tinggi berbasis riset dan inovasi. Fokus utama diarahkan pada perluasan akses lulusan Sekolah Garuda ke perguruan tinggi, serta mendorong hilirisasi sumber daya alam strategis.
“Riset strategis seperti hilirisasi logam tanah jarang tengah dilaksanakan pendidikan tinggi. Mineral ini banyak dibutuhkan oleh negara lain. Harapannya, hasil riset dan pemurniannya dapat memberikan solusi nyata bagi kemandirian industri nasional,” ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto dalam keterangannya, dikutip Sabtu (16/8/2025).
1. Pada RAPBN 2026 anggaran pendidikan Rp757,8 triliun

Dalam RAPBN 2026, pemerintah menetapkan anggaran pendidikan Rp757,8 triliun. Porsi signifikan diarahkan untuk pendidikan tinggi dan pengembangan Sekolah Garuda, sebagai bagian dari strategi jangka panjang mencetak generasi unggul.
RAPBN 2026 juga mengalokasikan Rp37,5 triliun untuk perlindungan sosial terkait pendidikan.
2. Menkeu jelaskan rincian anggaran dan pembagiannya

Sebelumnnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, dari total anggaran pendidikan, Rp150,1 triliun dialokasikan untuk sekolah dan perguruan tinggi. Alokasi ini mencakup Rp401,5 triliun untuk siswa dan mahasiswa, termasuk 1,2 juta penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Bidikmisi, 4.000 penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebesar Rp9,4 triliun untuk 201 PTN dan lembaga.
“Sekolah Unggul Garuda akan dikembangkan di sembilan lokasi daerah 3T, menjadi pengungkit pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers mengenai RAPBN 2026 dan Nota Keuangan di Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jumat (15/8/2025).
3. Pentingnya bangunan SDM memperkuat daya saing

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya pembangunan SDM dalam memperkuat daya saing ekonomi, bersamaan dengan industrialisasi dan transformasi digital.
“Peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja, penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kompetisi dan inovasi, serta adopsi kemajuan teknologi seperti AI diharapkan menjadi game changer,” katanya.