Kemenag Raih Rekor MURI Gelar Bimbingan Manasik 140 Ribu Peserta

- Kementerian Agama meraih penghargaan MURI atas bimbingan manasik haji nasional secara hybrid, diikuti lebih dari 500 titik lokasi.
- 1.500 peserta offline dan 141.139 peserta online menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam pembinaan jemaah haji.
- Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya transformasi diri dalam pendekatan bimbingan manasik haji, serta keutamaan Haji Akbar.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), atas penyelenggaraan bimbingan manasik haji nasional secara hybrid, yang digelar secara luring di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur dan diikuti secara daring lebih dari 500 titik lokasi di seluruh provinsi.
Kegiatan monumental ini diikuti 1.500 peserta secara luring (offline) di Jakarta, dan 141.139 peserta secara daring (online) dari seluruh penjuru Tanah Air. Angka ini menjadi bukti kuat antusiasme dan komitmen dalam pembinaan jemaah haji semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama menjelang penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
1. Pesan Menag Nasaruddin Umar

Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam arahannya menegaskan pentingnya mengubah pendekatan bimbingan manasik haji, agar tidak semata-mata fiqh-oriented, namun juga sarat dengan pemaknaan ruhani dan transformasi diri.
“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ujar Menag, mengutip laman Kemenag, Minggu (20/4/2025).
Hal ini, kata Menag, menjadi pengingat bahwa ibadah haji yang diterima (maqbul) belum tentu membawa perubahan hidup yang sejati. Sedangkan haji yang mabrur--yang menumbuhkan akhlak, ketulusan, dan kepekaan sosial—pasti diterima Allah SWT.
2. Ibadah haji tahun ini lebih istimewa

Ibadah haji tahun ini, menurut Menag, menjadi istimewa karena pelaksanaannya bertepatan dengan Haji Akbar—yakni wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat. Keutamaannya diyakini setara dengan 70 kali haji biasa, dan pada hari itu doa-doa diijabah, ampunan dilimpahkan, serta rahmat Allah turun tanpa batas.
“Gunakan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, umat, dan seluruh manusia,” pesan Menag.
Mengutip hadis Qudsi dan Surat Al-Baqarah ayat 30, Nasaruddin membingkai haji sebagai bagian dari misi kekhalifahan manusia dan dialog ilahi. Bahkan iblis pun berdialog dengan Allah SWT saat menolak bersujud kepada Adam, merasa lebih mulia karena diciptakan dari api.
Tetapi, Menag melanjutkan, Allah menunjukkan bahwa keagungan manusia bukan pada asalnya, melainkan pada kemampuannya bertobat dan kembali kepada Tuhan.
"Allah mencintai dialog. Setelah pulang haji, jangan takut berdialog dengan siapa pun, karena itu adalah tradisi Tuhan," kata Nasaruddin.
3. Menag berkisah tentang Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi

Menag juga mengangkat kisah Kakbah sebagai rumah pertaubatan pertama di bumi, yang dibangun di Makkah. Kakbah merupakan replika dari Baitul Ma’mur, tempat para malaikat bertawaf di langit ketujuh. Ritual tawaf oleh jemaah haji sejatinya adalah gerakan spiritual yang meniru malaikat, menggugurkan dosa, dan menyatukan diri dengan poros ilahi.
“Hajar Aswad dulunya batu putih, berubah karena dosa manusia. Kini hanya tersisa tujuh butir seukuran kemiri karena pernah dicuri, namun maknanya tetap suci,” kata Menag.
Menag juga menyinggung pemikiran Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah bahwa pahala 100 ribu kali lipat tak hanya di pelataran Kakbah, tapi mencakup seluruh wilayah Tanah Haram.
Turut hadir dalam acara ini Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dirjen SDM Kesehatan Yuli Farianti, Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Bob T Ananta, Direktur Bina Haji Musta'in Ahmad, Sekretaris Ditjen PHU M Arfi Hatim, Direktur Pengelolaan Biaya Operasional Haji Ramadhan Harisman.
Hadir juga Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nugraha Stiawan, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain dan para pejabat eselon II Kemenag dari seluruh Indonesia, tenaga ahli, staf khusus Kementerian Agama, serta seluruh jemaah haji Indonesia yang terhubung secara luring dan daring.
Dengan terselenggaranya bimbingan manasik haji nasional ini, diharapkan jemaah calon haji Indonesia tidak hanya siap secara syar’i, tetapi juga mampu memaknai haji sebagai perjalanan transformasi diri menuju maqam tertinggi sebagai insan yang mabrur—terlebih dalam keberkahan tahun Haji Akbar yang penuh keutamaan dan rahmat ini.