Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Siswa Sekolah Rakyat, Ada Gizi Buruk

Para murid Sekolah Rakyat Menengah Pertama 19 Kupang menjalani pemeriksaan kesehatan gratis sebelum bersekolah. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Intinya sih...
  • Pemeriksaan kesehatan siswa di 72 Sekolah Rakyat menemukan berbagai masalah, seperti gigi karies, gangguan penglihatan, pradiabetes, hingga kurang gizi.
  • Proses pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas Puskesmas selalu dipantau dan telah didapat lebih dari 12 juta masyarakat umum dan target 53,8 juta pelajar sebagai sasaran utama.

Jakarta, IDN Times - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) terhadap siswa Sekolah Rakyat dilakukan bersamaan dengan dibukanya tahun ajaran baru 2025/2026 pada Senin (14/7/2025).

Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Lovely Daisy, mengungkapkan berbagai masalah kesehatan yang ditemukan. Mulai dari gigi karies, kurang gizi, hingga anemia.

Hal ini dia sampaikan dalam Diskusi Redaksi (DIKSI) yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

1. Sekitar 7.300 siswa di 72 Sekolah Rakyat sudah diperiksa

IMG_20250714_081742.jpg
Seorang siswa Sekolah Rakyat Prof Soeharso Solo diperiksa rongga mulutnya oleh tenaga kesehatan saat skrining kesehatan awal tahun ajaran baru 2025. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia mengatakan, untuk memastikan kesehatan seluruh siswa Sekolah Rakyat, pemerintah mengadakan pemeriksaan lebih lanjut yang lebih akurat.

"Mulai 14 Juli 2025, program CKG sudah dimulai berbarengan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di 72 Sekolah Rakyat. Sedikitnya 7.300 siswa sudah diperiksa kesehatannya," ujar Daisy.

2. Permasalahan kesehatan siswa di Sekolah Rakyat beserta persentasenya

Para murid Sekolah Rakyat di Kupang menjalani hari pertamanya di Sentra Efata Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Hasil pemeriksaan sementara yang masuk ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tiga Sekolah Rakyat menyatakan sebanyak 52,11 persen siswa perlu diperiksa lebih lanjut.

"Apabila memerlukan pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan lainnya tentunya siswa dan masyarakat harus terdaftar di BPJS Kesehatan. Nah, khusus di Sekolah Rakyat nanti ditangani khusus," ujar Daisy.

Berikut persentase masalah kesehatan terbanyak yang ditemukan di tiga Sekolah Rakyat tersebut.

  1. Gigi karies sebanyak 42,8 persen.

  2. Gangguan penglihatan sebanyak 21,9 persen.

  3. Kurang gizi sebanyak 13,8 persen.

  4. Prahipertensi sebanyak 11,5 persen.

  5. Anemia sebanyak 10 persen.

  6. Hipertensi sebanyak 9,8 persen.

  7. Pradiabetes sebanyak 5,6 persen.

  8. Risiko gangguan kesehatan jiwa sebanyak 1,9 persen.

Temuan seperti anemia, diabetes, dan jantung harus diperiksa lebih lanjut di Puskesmas terlebih jika ada riwayat kesehatan keluarga.

"Untuk menentukan apakah ada gejala talasemia atau tidak pada siswa misalnya," pungkas Daisy.

Sedangkan cek kesehatan reproduksi secara khusus hanya dilakukan untuk siswa putri kelas 4-6 SD, riwayat imunisasi kelas 1 SD, gula darah kelas 7 SMP, riwayat imunisasi HPV kelas 9 putri, anemia remaja putri kelas 10 SMP, dan talasemia untuk siswa SMP hingga SMA.

3. Proses pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas Puskemas selalu dipantau

Petugas Puskesmas Pauh melakukan pengecekan tensi terhadap seorang pasien (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)
Petugas Puskesmas Pauh melakukan pengecekan tensi terhadap seorang pasien (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Lebih lanjut, CKG yang merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat Presiden Prabowo Subianto telah memberikan petunjuk teknis kepada setiap petugas puskesmas.

"Kami sudah melakukan sosialisasi baik untuk pemeriksaan di sekolah maupun puskesmas dan itu selalu kita monitor," ujarnya.

Hingga pertengahan Juli, program ini telah didapat lebih dari 12 juta masyarakat umum, dengan pelajar di 282 ribu satuan pendidikan sebagai sasaran utama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us