Kemensos Beri Santunan Rp15 Juta untuk Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk

- Kemensos beri santunan berupa uang tunai senilai Rp15 juta untuk korban ambruknya Ponpes Al Khoziny.
- Dukungan penuh pemerintah berupa pemberdayaan dan pendampingan psikososial kepada keluarga korban.
Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menyerahkan santunan kepada 17 ahli waris korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny.
Penyerahan dilakukan dalam kegiatan tahlil akbar bertajuk Khotmil Quran & Tahlil Akbar Syuhada Santri Al-Khoziny di Aula KH. Hasyim Asy’ari PWNU, Jawa Timur, pada Sabtu (11/10/2025).
"Yang kita berikan ini yang sudah diasesmen ya, yang sudah diasesmen 17 keluarga mungkin per hari ini," ujar Gus Ipul, dikutip Minggu (12/10/2025).
1. Santunan berupa uang tunai senilai Rp15 juta

Gus Ipul menyerahkan santunan berupa uang tunai senilai Rp15 juta, paket sembako, dan paket nutrisi untuk masing-masing ahli waris korban meninggal. Dia mengatakan, santunan untuk keluarga lain akan menyusul kemudian.
"Nanti akan kita susul, ya, pada berikutnya untuk keluarga-keluarga yang lain," kata dia.
2. Dukungan penuh pemerintah berupa pemberdayaan

Gus Ipul mengatakan, pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten mendukung penanganan korban, mulai dari evakuasi sampai rekonstruksi.
"Mulai dari evakuasi, kemudian masa-masa kedaruratan, dan terakhir ini masa rehabilitasi dan rekonstruksi," ujar dia.
Selain santunan, Kemensos juga melakukan pemberdayaan dengan memberi bantuan modal usaha hingga pelatihan keterampilan sesuai potensi tiap keluarga.
"Misalnya ada yang ingin buka warung atau toko. Nanti kita asesmen dulu, kita latih dan kita berikan modal usaha," kata Gus Ipul.
3. Bantuan untuk korban yang mengalami difabel

Sebagai bentuk dari tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial, Kemensos bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas untuk memberi alat bantu sesuai kebutuhan, seperti kaki atau tangan palsu dan kursi roda.
Menurut dia, pendampingan psikososial juga penting untuk membantu korban dan keluarga korban bangkit dari trauma dan mengembaikan semangat.
"Tapi setelah itu yang penting adalah bagaimana bisa membuat santri-santri kita semangat kembali. Ini bukan akhir dari segalanya, tapi awal yang harus kita rancang lebih baik untuk membuat mereka bisa juga meraih prestasi," ujar dia.